Kunjungan Kim Jong-un ke Beijing, China, tampak menarik tidak hanya karena ini merupakan kehadiran pertamanya di acara sebesar parade militer Victory Day, tapi juga karena sosok yang mendampinginya dalam kunjungan ini.
Dikutip dari kantor berita Yonhap, Rabu (3/9), Kim Jong-un mengajak putrinya, Kim Ju-ae, dalam kunjungan ke Beijing. Saat tiba di Beijing Railway Station pada Selasa (2/9) kemarin, tampak Kim Ju-ae yang memakai baju serba hitam berdiri di belakang ayahnya.
"Ju-ae terlihat berdiri di belakang ayahnya saat Kim Jong-un disambut oleh pejabat tinggi China di Stasiun Beijing. Ini menunjukkan bahwa Ju-ae menerima protokol yang sama dengan yang diberikan kepada orang kedua di bawah komando Korut," kata wakil presiden Sejong Institute, Cheong Seong-chang.
"Keputusan Kim Jong-un membawa Ju-ae ke China dipandang sebagai sinyal kuat kepada komunitas internasional bahwa Ju-ae merupakan penerusnya, sekaligus kesempatan bagi Ju-ae untuk memulai pelatihan diplomatik formal," katanya lagi
Saat Kim Jong-un tengah dipersiapkan ayahnya, Kim Jong-il, untuk menjadi penerus, dia dilaporkan diberi tugas yang terbatas pada batas-batas domestik. Namun, ada laporan yang belum bisa dikonfirmasi bahwa Kim Jong-un pernah mendampingi Kim Jong-il dalam kunjungan ke timur China pada 2010 dan kemudian bertemu Presiden China saat itu, Hu Jintao, dalam pertemuan tertutup.
Berbeda dengan ayahnya, Kim Ju-ae sering tampil di publik semenjak diperkenalkan pertama kali di media pemerintah pada 2022. Kim Ju-ae saat itu dikenalkan sebagai gadis yang dengan penuh kasih sayang menggenggam tangan ayahnya di depan sebuah rudal balistik antarbenua.
Sejak itu, Kim Ju-ae sering terlihat mengambil peran yang meningkatkan statusnya di atas ibunya, Ri Sol-ju. Ri Sol-ju semakin sering berdiri di belakang putrinya dan suaminya, atau bahkan tidak hadir di acara publik sama sekali.
Tahun lalu, media pemerintah menggambarkan Kim Ju-ae berdiri di depan dan di tengah, sementara ayahnya berdiri di belakangnya. Ini dinilai sebagai penampilan publik yang langka dari dinasti Kim. Sebab, sistem pemerintahan Korut yang unik biasanya menempatkan pemimpin sebagai pusat perhatian.
Di tahun yang sama, Kim Ju-ae juga terlihat pernah didampingi bibinya, Kim Yo-jong, dalam sebuah upacara kenegaraan. Kim Yo-jong juga dinilai sebagai salah satu sosok yang paling berkuasa di Korut.
Sementara pada Mei tahun ini, Kim Ju-ae hadir bersama ayahnya mengunjungi Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang dalam acara peringatan yang menyoroti hubungan Korut dan Rusia yang semakin besar.
Cheong menilai bahwa mungkin Kim Jong-un ingin memberikan putrinya sebanyak mungkin kesempatan untuk melakukan diplomasi langsung. Sebab, dia meyakini tidak menerima pelatihan yang cukup.
"Ini bisa mencerminkan tekad Kim Jong-un untuk tidak mewarisi kekurangan-kekurangan tersebut dan melatihnya di tahap diplomatik sejak usia dini," jelasnya.
Meski demikian, pakar lain menilai terlalu dini untuk mengartikan kunjungan Kim Ju-ae ke China sebagai pengukuhan penerus. Sebab, Korut dalam sejarahnya meresmikan penerus lewat sistem partai.
"Jika Ju-ae benar ditunjuk sebagai penerus, Korut akan meresmikannya terlebih dulu lewat sistem persetujuan internal partai," kata peneliti senior di Korea Institute for National Unification, Hong Min.
"Kita harus ingat bahwa Korut memiliki budaya patriarki dan berpusat pada militer, sehingga tampil di depan umum memegang tangan ayahnya tidak serta merta menunjukkan bahwa dia adalah penerus berikutnya," lanjutnya.