
Bank Indonesia (BI) melaporkan stabilitas nilai tukar rupiah yang tetap terjaga di tengah dinamika pasar keuangan global sepanjang pekan kedua Juni 2025. Berdasarkan data transaksi periode 10–12 Juni, aliran modal asing tercatat masuk bersih (beli neto) sebesar Rp 5,20 triliun.
Pada perdagangan Kamis (12/6), rupiah ditutup pada level (bid) Rp 16.230 per dolar AS. Sementara pada Jumat pagi (13/6), mata uang Garuda dibuka melemah tipis ke Rp 16.260 per dolar AS.
Di samping itu, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun juga turun ke 6,66 persen, dari sebelumnya 6,68 persen.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (14/6).
Selama periode 10–12 Juni 2025, investor nonresiden mencatat beli neto Rp 5,20 triliun, yang terdiri dari Rp 5,08 triliun di pasar SBN dan Rp0,83 triliun di pasar saham. Di sisi lain, mereka tercatat jual neto Rp 0,71 triliun di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Meski demikian, secara kumulatif sejak awal tahun hingga 12 Juni 2025, investor asing masih mencatatkan jual neto Rp 47,54 triliun di pasar saham dan Rp 21,82 triliun di SRBI. Namun di pasar SBN, investor asing masih menunjukkan minat dengan beli neto mencapai Rp 53,91 triliun.
Adapun premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun juga menunjukkan perbaikan. Per 12 Juni 2025, premi CDS tercatat sebesar 73,47 basis poin (bps), menurun dibanding posisi 6 Juni 2025 yang berada di level 75,92 bps.