Rumah makan khas Sunda biasanya menyuguhkan aneka lauk digoreng, pepes, lalapan hingga sambal. Agak berbeda dengan rumah makan khas Sunda lainnya, tempat satu ini punya beberapa menu unik nan langka seperti tumis cabai gendot dan kulit singkong.
Tempat makan yang baru buka sekitar sebulan lalu tersebut, dulunya adalah coffee shop. Pemiliknya, Kartina yang kumparanFOOD temui beberapa waktu lalu (10/7), mengatakan bahwa perubahan konsep dari kafe kopi ke rumah makan khas Sunda karena dia terinspirasi oleh masakan keluarga. Ya, Kartina merupakan warga Jawa Barat asli.
"Setelah 8 tahun jadi kafe, sekarang kita berubah konsep. Kita, tuh benar-benar masakannya yang jarang orang kenal. Contohnya kayak tumis kulit singkong, terus ada cabai gendot, picung, terus ada jantung pisang, tumis jengkol balado yang memang rata-rata warung Sunda lain, tuh enggak ada," jelasnya kepada kumparan.
Untuk membuat cita rasa masakannya semakin autentik, Kartina membawa bahan-bahan masakan langsung dari Jawa Barat. Terdapat puluhan lauk-pauk yang bisa dipilih secara prasmanan oleh pengunjung. Beberapa lauk memang perlu dipanaskan atau diolah terlebih dahulu, seperti ayam, ikan, tahu, tempe, dan lain sebagainya.
Di rumah makan ini, kamu juga bebas mengambil aneka sambal cukup dengan satu kali bayar. Ada sambal dadak (sambal mentah), sambal terasi, dan sambal bawang.
Terdapat juga keranjang lalapan yang bisa kamu ambil sepuasnya. Aneka lalapannya juga cukup komplet. Mulai dari daun selada, daun poh-pohan, terong hijau, dan mentimun.
Tak hanya itu, jika kamu memesan sayur asem, maka juga bisa mengambil sepuasnya. Termasuk juga nasi putih yang free refill, lho.
kumparanFOOD sendiri mencicipi beragam lauk-pauk. Mulai dari menu langka yang sudah disebutkan sebelumnya, ditambah tumisan oncom, jukut goreng, ayam goreng, paru goreng, usus goreng, cumi asin goreng, tahu goreng, dan balado udang.
Memang, masakan di rumah makan ini tergolong autentik Sunda. Cita rasa bumbu masakan yang kebanyakan cenderung pedas, gurih, dan sedikit manis.
Sementara untuk tumisan cabai gendotnya, dimasak masih kriuk di dalam namun lembut di luar. Cabai gendotnya terasa manis dengan rasa pedas yang pelan-pelan membakar lidah.
Sedangkan, untuk menu tumisan kulit singkong telah dipotong panjang dan agak tipis, sehingga saat dikunyah terasa lembut dan empuk. Bumbu tumisan berupa aneka irisan bawang dan cabai pun membuat cita rasanya semakin pedas nan gurih.