ROI Dana Pensiun Rendah karena Investasi Terlalu Konservatif?

3 weeks ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Jose Luis Pelaez Inc/Getty ImagesIlustrasi menua. Foto: Jose Luis Pelaez Inc/Getty Images

Ketika berbicara tentang dana pensiun, kebanyakan orang memilih jalan yang dianggap paling aman. Maklum, dana tersebut menyangkut masa depan, saat kita ingin hidup tenang, bebas dari tekanan keuangan. Namun dalam dunia investasi, “terlalu aman” bisa menjadi risiko tersembunyi yang justru merugikan secara perlahan.

Statistik Dana Pensiun dari OJK pada 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 60% portofolio DPLK masih terkonsentrasi di instrumen konservatif seperti deposito, sertifikat deposito, dan Surat Berharga Negara (SBN). Pilihan investasi ini memang rendah risiko, tetapi juga menawarkan imbal hasil yang terbatas. Akibatnya, pertumbuhan nilai dana pensiun menjadi stagnan, bahkan tak mampu mengimbangi inflasi.

Penelitian kami terhadap data historis DPLK dari tahun 2015 hingga 2024 mengonfirmasi temuan tersebut. Alokasi dana yang tinggi ke instrumen konservatif terbukti berbanding terbalik dengan tingkat ROI (Return on Investment).

Sebaliknya, alokasi sebagian dana ke saham dan obligasi korporasi yang kerap dianggap berisiko, justru menunjukkan dampak positif terhadap pertumbuhan nilai dana. Temuan ini sejalan dengan kajian Novotny dan Valenta (2020) yang menekankan bahwa pendekatan berbasis lifecycle investment dapat meningkatkan kecukupan manfaat pensiun secara signifikan.

Sayangnya, banyak peserta DPLK tidak secara aktif menentukan arah investasinya. Mereka cenderung menerima opsi default yang disediakan pengelola DPLK. Di sinilah fenomena status quo bias muncul yakni kecenderungan mempertahankan pilihan yang sudah ada, meski ada alternatif yang secara rasional lebih baik. Dalam konteks pengambilan keputusan keuangan, bias ini sering kali diperkuat oleh loss aversion yaitu ketakutan terhadap kerugian yang lebih besar daripada harapan atas keuntungan. Kombinasi dua faktor ini membuat sebagian besar dana tetap berada di zona nyaman, walaupun tidak produktif secara jangka panjang.

 ShutterstockIlustrasi dana pensiun Foto: Shutterstock

Faktor lainnya adalah rendahnya tingkat literasi keuangan. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK tahun 2025 mencatat bahwa literasi keuangan Indonesia baru mencapai 66,46%. Pemahaman yang rendah ini membuat peserta kesulitan dalam menilai risiko, memilih instrumen, hingga menyusun rencana investasi pensiun yang efektif. Penelitian Lusardi dan Mitchell (2014) menegaskan bahwa pemahaman keuangan memiliki korelasi positif terhadap pengambilan keputusan investasi yang lebih bijak. TIAA Institute (2023) bahkan menambahkan bahwa literasi soal harapan hidup (longevity literacy) juga menjadi faktor penting dalam kesiapan pensiun jangka panjang.

Dalam jangka panjang, rasa aman yang berlebihan bisa menjadi jebakan. Seperti yang diungkap oleh TIAA Institute (2023) bahwa “Ketakutan mengambil risiko justru bisa jadi risiko paling berbahaya.” Kutipan tersebut menggambarkan dengan tepat bagaimana keputusan pasif bisa menggerus nilai dana pensiun, tanpa disadari.

Sejumlah negara kini mengadopsi strategi investasi berbasis usia, seperti glide path, di mana komposisi aset diubah bertahap sesuai tahap kehidupan peserta. Strategi ini membantu menjaga keseimbangan antara risiko dan pertumbuhan dana, terutama dalam sistem pensiun berbasis kontribusi. Pendekatan seperti ini terbukti efektif dalam menjawab tantangan kebutuhan masa tua yang semakin kompleks (Novotny & Valenta, 2020).

Di samping itu, desain ulang terhadap opsi default serta penyuluhan keuangan berbasis perilaku menjadi hal penting yang harus dikembangkan. Karena pada akhirnya, masa pensiun yang aman bukan hanya tentang menghindari risiko, tetapi juga tentang menyusun strategi yang cerdas, adaptif, dan berkelanjutan.

Read Entire Article