TUMPUKAN kardus air mineral berjajar di hampir menutup seluruh pagar Kantor Bupati Pati pada Kamis, 7 Agustus 2025. Donasi tersebut dikumpulkan sejak 1 Agustus 2025 untuk logistik aksi unjuk rasa menolak keputusan Bupati Pati Sudewo menaikan pajak 250 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga kini donasi yang terkumpul yakni sekitar 3.000 karton air mineral, 30 kardus mi istan, 20 plastik roti, dan dua kardus telur busuk. "Sangat banyak. Tidak terhitung," kata koordinator penggalangan donasi, Teguh Istiyanto pada Kamis, 7 Agustus 2025
Selain itu juga datang donasi berupa makanan untuk masyarakat yang berjaga di posko. Posko penggalangan donasi tersebut buka selama 24 jam. Hingga dini hari warga setempat masih ada yang datang mengantar donasi.
Aktivitas penggalangan sumbangan itu sempat memanas ketika pemerintah Kabupaten Pati menyita sejumlah barang yang dikumpulkan. Satuan Polisi Pamong Praja mengangkut ratusan karton air mineral.
Kejadian itu memicu aksi saling adu mulut antara warga dan perwakilan Pemkab Pati. Barang donasi tersebut kemudian dikembalikan setelah sejumlah warga mendatangi kantor Satpol PP Pati.
Teguh menduga, Pemkab Pati ingin mengusir mereka dari lokasi tersebut. Pasalnya akan digelar peringatan ulang tahun Pati yang berpusat di alun-alun tersebut. "Mungkin bupati malu," ucap dia.
Gerakkan masyarakat Pati berunjuk rasa muncul setelah bupati menaikkan pajak bumi bangunan perdesaan dan perkotaan atau PBB-P2 sebesar 250 persen. Bupati Pati Sudewo bahkan mempersilakan masyarakat untuk tak hanya mengerahkan 5 ribu pendemo saja. Dia justru menantang warga untuk membawa 50 ribu massa berdemonstrasi. “Saya tidak akan mengubah keputusan, tetap maju,” ucap dia.
Rencana Sudewo menuai protes. Warga Pati berencana menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan pajak hingga 250 persen itu. Ribuan masyarakat Pati dikabarkan bakal berdemonstrasi pada 13 Agustus 2025 mendatang.
Adapun ketika dimintai konfirmasi, Sudewo tak menjawab pesan Tempo yang dikirimkan ke nomor pribadinya.