
Indonesia resmi dikenakan tarif sebesar 32 persen oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini dinilai akan berdampak kepada ekspor ikan ke AS.
Meski begitu, Ketua Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo menjelaskan, ekspor ikan ke AS akan tetap jalan.
“Kalau tarifnya sebesar itu, mungkin ekspor ikan (ke AS) akan tetap jalan, tetapi jumlahnya pasti akan sangat turun,” kata Budhi kepada kumparan, Selasa (8/7).
Jelang berlakunya tarif Trump pada 1 Agustus nanti, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebelumnya menyatakan sedang ingin melakukan penguatan ekspor sektor perikanan ke negara selain AS, yakni Jepang dan China. Meski didukung pemerintah untuk terus melakukan diversifikasi pasar, menurut Budhi hal tersebut tidak mudah.
Dengan tingginya tarif yang ditetapkan Trump kepada Indonesia, Budhi melihat para importir ikan AS akan lebih memilih negara-negara produsen ikan yang dikenakan tarif lebih rendah.
“Buyer-buyer USA akan beralih membeli dari negara-negara kompetitor dan akan meninggalkan eksportir dari Indonesia. Dan tidak mudah bagi Indonesia untuk memindahkan pasarnya ke negara lain, pasti perlu waktu karena negara lain spesifikasi produk, harga dan sertifikasi akan berbeda dengan produk yang selama ini kami ekspor ke USA,” ujarnya.
Untuk negara eksportir, Budhi menuturkan saat ini Indonesia masih memiliki kompetitor utama yakni Vietnam. Terlebih Vietnam memiliki tarif yang lebih rendah ketimbang Indonesia yakni di 20 persen.
“Tarif 32 persen amat sangat tinggi dibandingkan profit margin industri perikanan yang umumnya di bawah 5 persen. Selain itu, negara kompetitor utama ekspor perikanan Indonesia tarifnya jauh di bawah tarif Indonesia yaitu Ekuador hanya 10 persen, Vietnam 20 persen dan India 25 persen,” tuturnya.
Berdasarkan laman KKP, nilai ekspor perikanan selama 2024 mencapai USD 5,95 miliar atau naik 5,7 persen dibanding tahun sebelumnya.
AS menjadi negara tujuan pertama ekspor perikanan Indonesia. Sepanjang 2024 ekspor perikanan ke AS ada di angka USD 1,90 miliar atau setara dengan 32,0 persen dari total nilai ekspor perikanan Indonesia.
Setelah itu, ada China dengan nilai ekspor USD 1,24 miliar atau 20,9 persen dari total ekspor, ASEAN dengan USD 856,87 juta atau 14,4 persen dari total ekspor, Jepang USD 598,75 juta atau 10,1 persen dari total ekspor dan Uni Eropa dengan nilai ekspor USD 414,36 juta atau 7,0 persen dari total ekspor.