
BUPATI Cirebon Imron Rosyadi, meminta masyarakat untuk mengutamakan pengibaran bendera Merah Putih sebagai simbol nasional. Hal itu menyusul dengan tren pengibaran bendera One Piece, anime asal Jepang, yang tengah marak dilakukan sebagai wujud protes terhadap pemerintah.
“Selama Agustus, masyarakat harus mengutamakan pengibaran bendera Merah Putih sebagai simbol nasional,” tutur Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, Selasa (5/8). Imron mengaku cemas dengan fenomena anak muda yang mengibarkan bendera bajak laut dari serial anime One Piece di bulan Agustus ini, bulan kemerdekaan Indonesia.
Fenomena pengibaran bendera One Piece bergambar tengkorak dan topi jerami dari anime One Piece kini mulai ramai di media sosial. Bendera tersebut dipasang di halaman rumah, sepeda hias, hingga tiang bendera di acara komunitas. Imron menilai ekspresi tersebut sah-sah saja di luar bulan kemerdekaan, tetapi tidak tepat dilakukan pada Agustus.
Imron mengaku khawatir jika pengibaran bendera nonnasional di kalangan anak muda ini bisa mengurangi semangat nasionalisme. “Jangan kibarkan bendera lain, merah putih saja. Saya khawatir kalau dibiarkan, nasionalisme anak-anak bisa turun,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama Imron juga meminta kepada para orangtua, guru dan tokoh masyarakat untuk membimbing anak-anak mereka untuk lebih memahami makna pengibaran bendera Merah Putih. “Bendera merah putih bukan sekadar hiasan. Namun lambang yang diwariskan oleh pahlawan dengan penuh perjuangan,” tuturnya.
Peringatan 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia harus menjadi momen membangkitkan cinta tanah air. “Kalau dari kecil anak-anak kita sudah lebih akrab dengan simbol budaya luar, itu berbahaya untuk jati diri bangsa,” ungkap Imron.
Seperti diketahui, fenomena unik terjadi menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 yaitu warga terlihat mengibarkan bendera bajak laut dari anime Jepang One Piece, menggantikan peran bendera Merah Putih di berbagai titik non-resmi. Fenomena ini bermula dari kalangan pengemudi truk, komunitas anak muda, dan pegiat media sosial, memanfaatkan bendera One Piece sebagai bentuk sindiran terhadap situasi politik dan sosial yang dinilai stagnan. (H-3)