
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam sebuah wawancara mengungkapkan Israel berupaya membunuhnya.
"Ya, mereka memang mencoba. Mereka bertindak, tapi gagal," kata Pezeshkian kepada tokoh media AS, Tucker Carlson, saat menjawab pertanyaan apakah dia percaya Israel mencoba membunuhnya, dikutip dari AFP, Selasa (8/7).
"Bukan AS yang ada di balik upaya pembunuhan terhadap saya, melainkan Israel. Saya sedang dalam pertemuan, mereka mencoba mengebom wilayah tempat saya sedang melakukan pertemuan," katanya lagi, yang tampaknya merujuk pada upaya pembunuhan selama perang dengan Israel yang berlangsung selama 12 hari pada Juni lalu.
Pezeshkian kemudian menyebut Israel berencana membunuh Menlu Abbas Araghchi. Tapi , rencana itu telah digagalkan.
Pezeshkian juga menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengejar agendanya sendiri untuk terus berperang di Timur Tengah dan mendesak AS tidak terseret dalam agenda itu.
"Pemerintah AS harus menahan diri untuk tidak terlibat dalam perang yang bukan perang Amerika. Ini adalah perang Netanyahu," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa negaranya tidak masalah untuk memulai kembali pembicaraan nuklir, asalkan kepercayaan dapat dibangun kembali antara Iran dan AS.
"Kami melihat tidak ada masalah untuk kembali berunding. [Namun] ada syarat untuk memulai kembali perundingan. Bagaimana kami bisa mempercayai AS lagi?" tuturnya.
"Kami kembali berunding, lalu bagaimana kami tahu dengan pasti bahwa di tengah perundingan rezim Israel tidak akan diberikan izin untuk menyerang kami?" lanjutnya.
Tak hanya itu, Pezeshkian menyatakan Iran terbuka dengan investasi AS selama sanksi terhadap negaranya dicabut.
"Tidak ada batasan dan tidak ada yang menghalangi investor AS untuk datang ke Iran dan berinvestasi di Iran," ujarnya.
Pezeshkian kemudian memperingatkan bahwa AS memiliki dua cara untuk menghadapi Iran dan kawasan: perdamaian atau perang.
"Presiden AS Tuan Trump cukup mampu untuk membimbing wilayah menuju perdamaian dan masa depan yang cerah, dan menempatkan Israel pada tempatnya atau terjerumus dalam jurang yang tak berujung itu dan itu adalah perang yang diinginkan Netanyahu agar AS atau presidennya terseret ke dalamnya," pungkasnya.