
PRESIDEN Republik Indonesia Prabowo Subianto meminta semua pihak untuk tidak melupakan sejarah. Hal ini diungkapkan dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer.
"Nenek moyang kita, kakek-kakek kita, eyang-eyang kita, orang tua kita pernah dijajah, pernah diperbudak, pernah diperlakukan lebih rendah dari binatang. Jangan pernah lupa sejarahmu," kata Prabowo di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus TNI Angkatan Darat, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu, (10/8).
Butuh Ketahanan?
Prabowo memandang ketahanan Indonesia pascakemerdekaan butuh dilindungi oleh tentara kuat. "Makanya, bangsa kita butuh tentara yang kuat. Tidak ada bangsa yang merdeka tanpa tentara yang kuat," lanjut dia.
Menurut Prabowo, saat ini dunia tengah berhadapan dengan ketidakpastian. Perang antarnegara terjadi di mana-mana.
Tidak Memihak?
Mantan Menteri Pertahanan itu menegaskan Indonesia tidak memihak blok manapun. Oleh karena itu, bagi Prabowo, Indonesia harus memiliki sistem pertahanan yang kuat.
"Untuk itulah hari ini saya melantik enam panglima kodam baru, 20 komandan brigade baru, dan 100 batalyon teritorial pembangunan baru. Saya telah melantik panglima-panglima, Komandan-komandang, brigade, orang-orang yang dipilih," urai Prabowo.
Diberi Sambutan?
Mengenakan kopiah hitam dan baju safari, Prabowo tiba di Lapangan Suparlan Pusdiklatpassus Kopassus TNI AD, Batujajar, pukul 08.55 WIB, didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, yang juga mengenakan seragam loreng lengkap dengan baret merah Kopassus.
Di lokasi acara, Presiden kemudian disambut oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto.
Dalam rangkaian upacara itu, Prabowo melantik Letjen TNI Tandyo Budi Revita, yang semula Wakil Kepala Staf TNI AD, sebagai Wakil Panglima TNI.
Agenda Lain?
Kemudian Prabowo mengukuhkan dan melantik Letjen TNI Djon Afriandi sebagai Panglima Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Letjen TNI (Mar) Endi Supardi sebagai Panglima Korps Marinir TNI Angkatan Laut, Marsekal Madya TNI Deny Muis sebagai Panglima Korps Pasukan Gerak Cepat TNI Angkatan Udara, dan Marsekal Madya TNI Andyawan Martono Putra Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI AU.
Di lokasi yang sama, Prabowo kemudian menganugerahkan pangkat Jenderal TNI Kehormatan (HOR) kepada sejumlah purnawirawan TNI, yaitu kepada Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) M. Herindra, Direktur Utama Agrinas Palma Agus Sutomo, yang juga eks Danjen Kopassus, dan Gubernur DKI Jakarta Tahun 1966 Ali Sadikin, yang merupakan letnan jenderal KKO-AL.
Pangkat Kehormatan?
Dalam prosesi yang sama, Prabowo lanjut menganugerahkan pangkat Jenderal Kehormatan Bintang 3 kepada Soehartono Soeratman, Bambang Eko Suharyanto, Khairawan, Glenny Kairupan, Musa Bangun, Tony SB Hoesodo. Kemudian, Jenderal Kehormatan Bintang 2 akan dianugerahkan oleh Presiden Prabowo kepada Taufik Hidayat.
Terakhir, Presiden juga menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Sakti kepada Letnan Jenderal TNI Marinir (Purn.) Muhammad Alfan Baharudin, dan Letnan Dua (Purn.) Darius Bayani.
Presiden Prabowo memberikan Tanda Kehormatan Bintang Sakti kepada Letda (Purn.) Darius karena jasa dan peran pentingnya dalam Operasi Mapenduma Tahun 1996 yang kemudian berhasil membebaskan WNI dan WNA yang disandera oleh OPM di Papua. (Far/P-3)