
Pelaksanaan politik etis yang paling dirasakan dalam pergerakan nasional bangsa Indonesia adalah pada bidang pendidikan. Politik etis digagas oleh tokoh Belanda, yaitu Conrad Theodor (C. Th.) Van Deventer dan Pieter Brooshooft pada tahun 1900-an.
Ada tiga program utama dalam politik etis, salah satunya edukasi atau pendidikan. Politik etis pada bidang pendidikan ini melatarbelakangi munculnya pergerakan nasional Indonesia.
Pelaksanaan Politik Etis yang Paling Dirasakan dalam Pergerakan Nasional Bangsa Indonesia adalah Bidang Pendidikan

Dikutip dari Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI, Abdurakhman dan Pradono (2019:94), pada awal abad ke-20, Hindia Belanda memasuki babak baru dengan diterapkannya politik etis atau ethische politiek oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Dasar penerapannya adalah munculnya pandangan bahwa pemerintah kolonial memiliki tanggung jawab moral atas kesejahteraan rakyat Indonesia. Pandangan ini adalah kritik dari sistem tanam paksa.
Politik etis memiliki tiga program utama, yakni irigasi, edukasi, dan transmigrasi. Pemerintah kolonial membangun irigasi untuk mengembangkan pertanian serta memenuhi kebutuhan pangan. Selain itu, pemerintah kolonial juga mengadakan program transmigrasi penduduk ke luar Jawa dengan tujuan pemerataan tenaga kerja.
Meskipun demikian, terdapat penyimpangan dalam pelaksanaan program tersebut. Pembangunan irigasi ternyata diutamakan untuk perkebunan Belanda. Sedangkan, transmigrasi ternyata bertujuan untuk memindahkan penduduk ke perkebunan Belanda untuk dijadikan pekerja rodi.
Di sisi lain, pemerintah kolonial membuka sekolah-sekolah untuk memajukan pendidikan di Hindia Belanda. Pelaksanaan politik etis yang paling dirasakan dalam pergerakan nasional bangsa Indonesia adalah pada bidang pendidikan.
Dengan dibukanya sekolah-sekolah seperti STOVIA dan lainnya, putra-putri Indonesia memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Politik etis bidang pendidikan sejatinya bertujuan untuk mendapatkan tenaga administrasi yang terampil dan murah.
Namun, perkembangan pendidikan yang terjadi justru menjadi pemicu munculnya golongan terpelajar bumiputra. Golongan terpelajar tersebut adalah para pemuda yang mempunyai kesadaran bahwa rakyat bumiputra harus mencapai kemajuan. Golongan terpelajar ini tidak lagi memandang suku bangsa, ras, atau agama sebagai perbedaan.
Golongan bumiputra yang terpelajar tersebut nantinya akan menumbuhkan kesadaran nasionalisme dan menjadi penggerak perjuangan bangsa di masa pergerakan nasional.
Baca juga: Nama Sekolah Kedokteran Jawa pada Masa Kebangkitan Nasional
Pelaksanaan politik etis yang paling dirasakan dalam pergerakan nasional bangsa Indonesia adalah pada bidang pendidikan. Bidang pendidikan ini memunculkan golongan terpelajar bumiputra yang akan menjadi penggerak pada masa pergerakan nasional. (KRIS)