
PT PLN Nusantara Power (PLN NP) mengeksplorasi potensi energi nuklir sebagai bagian dari bauran energi bersih, salah satunya dengan menjalin kemitraan dengan ThorCon International Pte. Ltd.
Melalui kolaborasi strategis dengan ThorCon, PLN NP tengah menyusun studi komprehensif untuk mengkaji kelayakan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Inisiatif ini yang melengkapi pengembangan energi terbarukan seperti surya, angin, dan hidro.
PLN NP telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan ThorCon International Pte. Ltd. pada Kamis (24/7) yang menjadi pedoman kolaborasi awal serta menyelaraskan keahlian dan kemampuan masing-masing pihak dalam penyusunan studi kelayakan proyek PLTN.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyampaikan komitmen perusahaan dalam mendorong upaya menuju swasembada energi, termasuk menggunakan energi nuklir.
“Kami percaya bahwa diversifikasi energi adalah kunci menuju ketahanan dan kemandirian energi nasional. Studi ini menjadi bagian dari upaya PLN NP untuk menghadirkan sumber energi rendah karbon yang andal, aman, dan berkelanjutan bagi Indonesia,” ujar Ruly melalui keterangan resmi, dikutip Rabu (30/7).
PLN Nusantara Power dan ThorCon sepakat untuk melaksanakan studi bersama terkait rencana pengembangan PLTN di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencakup evaluasi komprehensif terhadap teknologi reaktor, aspek keselamatan, operasional, dan desain, serta analisis finansial dan opsi skema kerja sama proyek sekaligus dalam rangka persiapan implementasi proyek PLTN pertama di Indonesia.
Direktur Utama PT Thorcon Power Indonesia, Niels Berger L, melihat kerja sama dengan PLN NP sebagai salah satu pintu untuk membuka potensi pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia.
"Kami melihat Indonesia sebagai negara dengan potensi besar untuk memimpin dalam pemanfaatan teknologi nuklir yang aman dan efisien. Kerja sama ini menjadi tonggak awal untuk menghadirkan solusi energi jangka panjang yang bersih dan stabil,” ungkap Niels Berger.
PLN NP dan ThorCon juga membuka peluang untuk melibatkan anak perusahaan atau afiliasi dalam pelaksanaan studi, dengan pemberitahuan tertulis kepada pihak terkait.
Sebelumnya, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, mengatakan rencana pengembangan PLTN sudah tercantum dalam Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru periode 2025-2034.
Dalam peta jalan tersebut, PLN membidik pengembangan PLTN sebesar 500 MW atau 0,5 GW yang ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2032.
Namun jika dilihat hingga tahun 2040, Suroso menyebutkan PLN membidik penambahan kapasitas pembangkit dari nuklir mencapai 7.000 MW.
"Kalau itu ditarik mundur lagi ke 2040, itu chart-nya yang kedua dari kanan ada bawah warna abu-abu itu, akan kita bangun 7000 MW," kata Suroso.