KUBU Asosiai Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Asep Anwar Sadat membantah tudingan Apdesi pimpinan Surtawijaya dan Sumali. Asep mengatakan Apdesi yang dipimpinnya memang berbeda dengan organisasi Surtawijaya dan Sumali.
Asep berdalih nama lembaga yang dipimpinnya adalah Apdesi Merah Putih. Organisasi ini merupakan lembaga baru. Ia akan merekomendasikan pembentukan organisasinya tersebut ke Kementerian Dalam Negeri Nanti pada saat rapat kerja nasional Apdesi Merah Putih pada Senin, 25 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Jadi, berbeda dengan Apdesi kubu Surtawijaya," kata Asep, pada Ahad, 24 Agustus 2025.
Ia juga membantah tudingan kubu Surtawijaya bahwa Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan berada di balik dualisme kepengurusan Apdesi. Asep menepis jika pertemuannya dengan Yandri dan Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu membicarakan urusan untuk mengambil alih Apdesi dari Surtawijaya. Namun, Asep mengatakan dalam pertemuan itu dirinya meminta Zulkifli Hasan dan Yandri untuk membantu pengembangan peran Apdesi Merah Putih.
"Misalnya, peran Apdesi Merah Putih dalam keterlibatannya dengan Koperasi Merah Putih," kata Asep. saat dihubungi, pada Ahad, 24 Agustus 2025.
Asep mengatakan Yandri dan Zulkifli Hasan sama sekali tidak berniat menguasai Apdesi untuk kepentingan politik.
Dia juga membenarkan rapat kerja nasional Apdesi Merah Putih akan dgelar di Aula Makarti Muktitama Gedung Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Kalibata, Jakarta Selatan pada Senin 25 Agustus 2025. Asep mengatakan lokasi rakernas lembaganya di gedung pemerintah merupakan hal biasa. Kementerian Desa juga sudah lumrah memfasilitasi kegiatan organisasi desa.
Sebelumnya, Apdesi yang dipimpin oleh Surtawijaya menduga Menteri Desa Yandri Susanto dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan berada di balik dualisme kepengurusan Apdesi. Kubu Surtawijaya menuding keduanya cawe-cawe dalam pembentukan Apdesi pimpinan Asep Anwar Sadat.
Dugaan kubu Surtawijaya tersebut dituangkan dalam surat perintah DPP Apdesi kepada anggotanya di seluruh Indonesia untuk tidak mengikuti rakernas Apdesi pimpinan Asep Anwar Sadat. Surat itu ditandatangani oleh Ketua DPP Apdesi Surtawijaya dan Sekretaris Jenderal DPP Apdesi Sumali pada 23 Agustus 2025.
Saat dikonfirmasi, Sumali mengatakan Surtawijaya memang meminta anggota Apdesi untuk tidak menghadiri kegiatan tersebut. "Sesuai instruksi Ketua Apdesi Surtawijaya," kata Sumali dalam pesan singkat, Ahad, 24 Agustus 2025.
Dalam surat itu dijelaskan bahwa Asep Anwar Sadat sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP Apdesi. Namun, Asep dipecat karena menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Apdesi di Palembang, Sumatera Selatan pada 28-30 April 2024. Pada munaslub itu, Asep diangkat menjadi ketua umum Apdesi.
Setelah itu, Apdesi pimpinan Surtawijaya memecat Asep Anwar Sadat dari jabatan sekjen DPP Apdesi. Jabatan sekjen kemudian diberikan kepada Sumali.
Kubu Surtawijaya membeberkan beberapa indikasi keterlibatan Zulkifli Hasan dan Yandri dalam pembentukan Apdesi pimpinan Asep Anwar Sadat. Misalnya, kata Sumali, Yandri pernah mengundang Asep bertemu di kediamannya, Kabupaten Serang, Banten pada 6 Agustus 2025. Pada hari yang sama, Yandri juga diduga mengarahkan Asep untuk bertemu Zulkifli Hasan di rumah dinas Menko Pangan, Jakarta Selatan.
Menurut Sumali, kedua pertemuan tersebut menunjukkan indikasi upaya untuk mengintervensi Apdesi. "Termasuk melahirkan gagasan pembentukan Apdesi Merah Putih untuk memecah belah Apdesi pimpinan Surtawijaya," ujar Sumali.
Sumali mengatakan Apdesi sudah melaporkan tindakan kedua anggota Kabinet Merah Putih itu kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Sampai saat ini Yandri dan Zulkifli Hasan belum menjawab pertanyaanya soal dugaaan keterlibatannya dalam dualisme kepengurusan Apdesi tersebut.