GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan digitalisasi menjadi kunci kebangkitan pasar tradisional Ibu Kota. Dalam ajang Lomba Digitalisasi Pasar 2025, ia menyebut transformasi transaksi melalui QRIS terbukti mengangkat kembali geliat ekonomi, termasuk di Pasar Tanah Abang yang sempat lesu.
“Digitalisasi tidak bisa dihindarkan. Kalau tidak dilombakan, tidak diadu, pasarnya tidak diamati, pasti tidak akan terjadi lompatan,” ujar Pramono melalui keterangannya, Minggu (24/8).
Ia mencontohkan Pasar Santa yang transaksi digitalnya melonjak hingga 40% setelah digitalisasi. Di 20 pasar peserta lomba, penggunaan QRIS bahkan naik hampir 47% hanya dalam 20 hari.
“Terbukti dari hasil penjurian, penggunaan QRIS di 20 pasar tersebut naik hingga 47 persen hanya dalam waktu 20 hari masa perlombaan,” ucapnya.
Manfaat digitalisasi, lanjut Pramono, tidak hanya sebatas peningkatan transaksi, melainkan juga mengurangi tindak kejahatan di pasar.
“Copetnya pasti berkurang. Mau nyopet apa yang dicopet? Premanisme juga pelan-pelan berkurang,” ungkapnya.
Ia menegaskan Jakarta tetap menjadi motor ekonomi nasional. Pada triwulan terakhir, pertumbuhan ekonomi Ibu Kota mencapai 5,18% atau lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12%.
"Artinya tumbuh di atas rata-rata nasional,” katanya.
Ia juga mengapresiasi sinergi Bank Indonesia, OJK, dan Perumda Pasar Jaya yang berhasil mendorong partisipasi bank besar seperti BRI, Mandiri, BNI, BCA, dan Bank Jakarta dalam menghadirkan layanan transaksi modern.
"Karena ini sifat manusia, kan tidak mau kalah. Maka bank-bank itu bersaing, dan hasilnya alhamdulillah maksimal,” tuturnya.
Ia memastikan lomba digitalisasi pasar akan kembali digelar tahun depan dengan juri yang lebih bergengsi. “Saya akan ajak Ibu Menteri Keuangan sebagai juri. Pasti ikut lah,” katanya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Basri Baco menegaskan dukungan penuh legislatif terhadap program digitalisasi pasar. Ia menilai langkah tersebut sejalan dengan visi menjadikan Jakarta sebagai kota global.
“Harapannya, pengelola, pedagang, dan pengunjung semuanya mendapat manfaat positif. Program ini akan kita lakukan secepat-cepatnya terhadap kurang lebih 144 pasar yang ada di DKI Jakarta,” ujarnya.
Sebagai informasi, lomba berlangsung selama 20 hari, mulai 22 Juli hingga 10 Agustus 2025, dengan melibatkan 20 pasar binaan Pasar Jaya sebagai proyek percontohan. Penilaian dibagi dalam dua aspek, yaitu Pasar yang dinilai oleh tim juri OPD terkait, serta Digitalisasi Perbankan yang dinilai OJK dan Bank Indonesia.
Bank Jakarta tampil menonjol dengan meraih tiga penghargaan sekaligus, yakni Mitra Perbankan Terbaik Kategori Pasar B (Pasar Koja), Mitra Perbankan Terbaik Kategori Pasar A (Pasar Mayestik), serta Mitra Bank Literasi Keuangan Terbaik Kedua.
Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan tersebut. Ia menegaskan Bank Jakarta menjadikan lomba digitalisasi pasar sebagai momentum memperluas literasi dan inklusi keuangan.
“Digitalisasi pasar tradisional adalah bagian dari transformasi ekosistem keuangan Jakarta. Bank Jakarta berkomitmen menjadikannya fondasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan,” ujar Agus.
Adapun daftar pemenang Lomba Digitalisasi Pasar 2025 mencakup Pasar Mayestik (mitra Bank Jakarta) sebagai Pasar Digital Terbaik Tipe A, Pasar Koja Baru (mitra Bank Jakarta) untuk Tipe B, dan Pasar Lenteng Agung (mitra Bank BRI) untuk Tipe C.
Sementara pada aspek perbankan, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BCA, Bank BRI, dan Bank Jakarta turut memboyong sejumlah kategori unggulan. (E-4)