Pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) melemah tajam pada Agustus, dengan tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen, yang merupakan level tertinggi dalam hampir empat tahun. Data ini mengungkapkan kondisi pasar tenaga kerja yang kian melemah dan memperkuat prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) bulan ini.
Mengutip Reuters, laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Jumat (4/9) juga menunjukkan bahwa ekonomi AS melemah ada Juni untuk pertama kalinya dalam 4,5 tahun. Pertumbuhan lapangan kerja kini melambat drastis, dengan para ekonom menuding kebijakan tarif impor besar-besaran Presiden AS Donald Trump serta pengetatan imigrasi yang mempersempit ketersediaan tenaga kerja.
Pelemahan pasar tenaga kerja terutama terlihat dari sisi perekrutan. Pada Juli, jumlah pengangguran untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 melampaui jumlah lowongan pekerjaan.
Kebijakan tarif Trump telah mendorong rata-rata tarif impor AS ke level tertinggi sejak 1934, memicu kekhawatiran inflasi lebih tinggi. Hal ini membuat bank sentral menahan laju penurunan suku bunga. Namun, ketika ketidakpastian perdagangan mulai mereda seiring sebagian besar tarif telah diberlakukan, pengadilan banding AS memutuskan pekan lalu bahwa banyak bea masuk tersebut ilegal, sehingga dunia usaha tetap dalam kondisi tidak menentu.
“Alarm peringatan di pasar tenaga kerja yang berbunyi bulan lalu kini terdengar lebih keras. The Fed kemungkinan besar akan memprioritaskan stabilitas pasar tenaga kerja dibandingkan mandat inflasi, meski inflasi semakin jauh dari target 2 persen. Sulit dipungkiri bahwa ketidakpastian tarif adalah faktor utama pelemahan ini,” ujar Kepala Riset Ekonomi AS di Fitch Ratings, Olu Sonola.
Nonfarm payrolls hanya naik 22.000 pada Agustus, setelah sebelumnya meningkat 79.000 pada Juli. Para ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan penambahan 75.000 pekerjaan setelah laporan sebelumnya mencatat kenaikan 73.000 pada Juli. Revisi juga menunjukkan bahwa pada Juni, payrolls turun 13.000 yang merupakan penurunan pertama sejak Desember 2020, alih-alih naik 14.000 seperti dilaporkan sebelumnya.
Kemudian, tingkat pengangguran naik dari 4,2 persen pada Juli, sebagian karena lebih banyak orang masuk angkatan kerja. Pelemahan ini juga dipengaruhi faktor musiman, karena laporan awal Agustus cenderung bias lemah dan biasanya direvisi naik kemudian. Meski begitu, tren tetap menunjukkan perlambatan signifikan, dengan rata-rata pertumbuhan lapangan kerja hanya 29.000 per bulan dalam tiga bulan terakhir, dibandingkan 82.000 pada periode yang sama tahun 2024.
Sebagian besar penambahan pekerjaan terjadi di sektor kesehatan, dengan kenaikan 31.000 payrolls, meski angka ini masih di bawah rata-rata 42.000 per bulan selama setahun terakhir. Lapangan kerja di industri bantuan sosial naik 16.000. Namun, data pemerintah menunjukkan lowongan pekerjaan di sektor kesehatan dan bantuan sosial mengalami penurunan dua bulan berturut-turut pada Juli.
Sementara itu, payrolls pemerintah federal turun 15.000 dan secara kumulatif menyusut 97.000 sejak Januari. Penurunan tajam diperkirakan berlanjut pada Oktober setelah berakhirnya pembayaran pesangon bagi sejumlah pegawai. Beberapa sektor lain juga mencatat kehilangan pekerjaan, seperti perdagangan grosir, manufaktur, konstruksi, serta jasa profesional dan bisnis.
“Angka ini agak mengecewakan, tapi saya cukup yakin akan direvisi naik,” kata penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett.
Ketua Fed Jerome Powell bulan lalu telah memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga pada rapat kebijakan 16-17 September, seraya mengakui meningkatnya risiko pasar tenaga kerja, meski inflasi tetap menjadi ancaman. Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen sejak Desember. Setelah data ini dirilis, imbal hasil obligasi AS turun, sementara dolar melemah.