Agussalim Ibnu Hamzah
Agama | 2025-09-06 05:48:27

Sebagian besar ulama Sirah Nabawiyah telah menyepakati tanggal 12 Rabiul Awal sebagai kelahiran Nabiullah tercinta, kekasih Allah, Rasulullah, Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam (saw). Tahun 2025 ini menjadi sangat istimewa sebab 12 Rabiul Awal bertepatan dengan hari yang mulia pula yakni hari Jumat, hari dimana sangat disunahkan memperbanyak salawat kepada beliau saw.
Hampir dapat dipastikan bahwa di mimbar-mimbar Jumat, khatib bukan hanya menyampaikan pentingnya memperbanyak salawat tetapi juga sejarah hidup dan perjuangan beliau kembali diulas untuk diambil hikmahnya. Meski demikian, ada sepenggal hikmah tentang beliau yang jarang diulas yaitu bagaimana kitab-kitab sebelumnya menyebutkan tentang beliau saw. Itulah sebabnya di artikel kali ini penulis akan mengulasnya dengan menggunakan referensi kitab Al-Wafa karya ulama besar Ibnul Jauzi, ulama kelahiran Baghdad tahun 510 H. Pada artikel pertama tentang hal ini, penulis akan sajikan bagaimana Nabi Muhammad saw dalam Kitab Taurat dan kisah dari Bani Israil serta pendapat ulama tentangnya.
Keturunan Nabi Ismail
Ibnul Jauzi dalam Al-Wafa di antaranya menulis bahwa di antara tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad saw di dalam kitab-kitab terdahulu adalah Firman Allah dalam bagian pertama Kitab Taurat kepada Nabi Ibrahim alaihissalam (as) sebagai berikut:
“Telah aku kabulkan doa Ismali dan telah aku berkati ia. Aku perbanyak dan agungkan keturunannya dengan sebenar-benarnya. Ia akan melahirkan dua belas orang yang mulia. Aku jadikan ia sebagai bapak umat yang agung pula.” Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Musa as tentang semua itu dalam bagian kitab itu pula. Dikatakan pula bahwasanya Hajar pada saat pergi meninggalkan Sarah, ia didatangi oleh malaikat dan berkata kepadanya, “Wahai Hajar budaknya Sarah! Kembalilah engkau pada tuanmu. Taatlah padanya, maka aku akan memperbanyak keturunanmu sehinga tak terhitung jumlahnya. Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak yang kau beri nama dengan Ismail. Allah telah mendengarkan pengaduanmu. Suatu saat nanti, tangan anakmu itu akan berada di atas tangan-tangan yang lainnya. Tangan-tangan yang lain akan terbentang kepadanya dengan tunduk.”
Ibnu Qutaibah berkata, “Renungkanlah perkataan ini. Di dalamnya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah Nabi Muhammad saw karena tangan Nabi Ismail tidaklah berada di atas tangan Nabi Ishaq. Tidak pula tangan Ishaq terbentang kepadanya dengan tunduk pasrah. Bagaimana mungkin yang demikian itu terjadi sedangkan kerajaan dan kenabian berada pada anak keturunan Israil dan Al-Iyash. Keduanya adalah anak dari Nabi Ishaq. Nabi Muhammad saw diutus maka kenabian berpindah kepada keturunan Ismail. Para raja serta umat-umat pun tunduk kepadanya. Dengannya Allah menghapuskan semua syariat, dan menutup sekalian para Nabi. Allah menjadikan kepemimpinan serta kerajaan berada di tangan umatnya pada akhir zaman nanti. Tangan mereka menjadi berada di atas tangan-tangan seluruh umat. Seluruh tangan-tangan umat terbentang kepada mereka dengan tunduk dan patuh.”
Nabi dari Saudara Bani Israil
Termasuk dari tanda kenabian beliau di dalam Taurat adalah sebagai berikut. Allah berfirman kepada Musa, “Bahwasanya Aku akan mengutus kepada Bani Israil seorang Nabi sepertimu dari saudara mereka sendiri. Aku jadikan firman-Ku berada pada mulutnya.” Ibnul Jauzi lantas berkata siapa lagi yang termasuk saudaranya Bani Israil kecuali Bani Ismail.
Ibnul Jauzi juga mengutip perkataan Ibnu Qutaibah tentang kisah Habqun Al-Mutanabbi yang hidup pada zaman Danial. Meski jarang disebut, Nabi Danial—kadang ditulis Daniel—juga dari kalangan Bani Israil keturunan Nabi Daud. Ia wafat pada abad ke-6 SM saat pembuangan Bani Israil ke Babilon.
Tentang akan diutusnya Nabi Muhammad saw, Ibnu Qutaibah berkata, “Diceritakan kisah Habqun Al-Mutanabbi pada zaman Danial. Habqun berkata, “Allah datang dari At-Tayammum dan bahwasanya Santo datang dari gunung Faran. Bumi dipenuhi dengan tasbih dan tahmid. Nabi Muhammad akan memiliki bumi dan leher seluruh umat ini dengan tangan kanannya.” Habqun berkata pula, “Bumi menjadi terang dengan cahayanya. Kudanya dapat berjalan di atas laut.” Terdapat tambahan di dalam sebagian riwayat ahli kitab bahwasanya Habqun berkata, “Wahai Muhammad, ketegasanmu akan meluap sehebat-hebatnya. Anak panah akan minum sepuas-puasnya dengan perintahmu.”
Sebenarnya Ibnul Jauzi masih menuliskan panjang lebar argumentasi terkait tanda kenabian dalam kitab Taurat dan kisah dari kalangan Bani Israil dalam Al-Wafa, termasuk dengan mengutip pendapat Ibnu Qutaibah, ahli sejarah dan cendekiawan Muslim asal Irak yang hidup pada abad ke-3 H yang bertepatan dengan pemerintahan kekhalifahan Abbasiyah.
Meski penulis tidak mengutip semua argumentasi dimaksud terutama dari Ibnu Qutaibah, tetapi kita sudah dapat menyimpulkan bahwa berita akan diutusnya Nabi Muhammad saw yang merupakan keturunan Nabi Ismail (saudara Bani Israil) telah banyak diberitakan dalam Kitab Taurat maupun dalam kisah-kisah di kalangan Bani Israil.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.