Pendapatan DPR Tembus Rp 100 Juta dan Bebas Pajak, Ekonom: Ini tidak Fair

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendapatkan sederet fasilitas dari negara, termasuk di antaranya tunjangan pajak penghasilan (PPh). Ekonom Center of Economic and Law Studies, Media Wahyudi Askar, menilai kebijakan fiskal tersebut tidak adil dari sisi keadilan perpajakan sehingga perlu diubah.

“Pada prinsipnya, pajak penghasilan ditanggung oleh wajib pajak. Namun, anggota DPR dalam praktiknya PPh mereka ditanggung oleh negara melalui tunjangan pajak. Jadi, secara administratif pajaknya dibayarkan negara, tetapi secara substansi dengan kata lain mereka tidak membayar pajak,” ungkap Ekonom Center of Economic and Law Studies, Media Wahyudi Askar, saat dihubungi Republika, Kamis (21/8/2025).

Menurut Media, kebijakan tersebut tidak adil dari sisi keadilan perpajakan. Semestinya, tidak ada perbedaan bagi anggota DPR dengan wajib pajak lain yang harus membayar pajak. Ia membandingkan kebijakan di Indonesia dengan di negara lain, seperti Australia, di mana pejabat negaranya tetap harus membayar pajak, sama seperti warga negara pada umumnya.

“Ini mencederai prinsip keadilan juga sebab tunjangan-tunjangan, misalnya yang diterima anggota dewan, tidak dianggap penghasilan sehingga tidak dikenakan pajak. Beda dengan karyawan swasta yang setiap tunjangan harus dirupiahkan lalu dikenakan pajak. Ini jelas tidak adil dari prinsip keadilan pajak dan harus diubah,” ujarnya.

Media menegaskan, penggunaan uang negara atau uang rakyat untuk menunjang anggota dewan tidak sekadar masalah nominal, melainkan memberi dampak psikologis dan moral. Menurut dia, anggota DPR yang merupakan wakil rakyat seharusnya memberi teladan sebagai individu yang juga memiliki tanggung jawab membayar pajak.

“Kalau negara mencabut fasilitas ini, DPR dan pejabat negara memberi contoh mereka juga menanggung beban pajak sebagaimana masyarakat biasa. Ini bisa meningkatkan legitimasi politik sekaligus memperbaiki citra. Faktanya sekarang tidak demikian. Pejabat negara menerima begitu banyak tunjangan hingga ratusan juta, tetapi tidak membayar pajak sepenuhnya karena ditanggung negara. Ini jelas tidak adil,” tegasnya.

Diketahui, pendapatan anggota DPR menghebohkan publik karena adanya tunjangan rumah senilai Rp 50 juta per bulan. Secara keseluruhan, pendapatan resmi mereka lebih dari Rp 100 juta per bulan. Hal ini menimbulkan polemik di tengah gembar-gembor pemerintah melakukan efisiensi anggaran.

Read Entire Article