REPUBLIKA.CO.ID, WASHINTON— The Atlantic mengutip seorang pejabat Israel mengatakan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) masih memiliki sekitar 20 ribu pejuang dan jumlah senjata di Tepi Barat tidak terbayangkan.
"Kami beruntung bahwa keadaan tidak memburuk di Tepi Barat,” kata pejabat itu. Dia mengakui kekerasan pemukim terhadap warga Palestina telah meningkat secara dramatis. Pada 2024 kurang dari 90 insiden per bulan, tetapi pada awal 2025 menjadi lebih dari 200 per bulan.
The Atlantic juga mengutip mantan Jenderal Angkatan Udara Israel Nimrod Schaefer yang mengatakan strategi di Jalur Gaza adalah untuk melanjutkan perang demi melayani Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu –yang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional— dan mungkin melayani koalisi, tetapi tidak melayani orang lain.
"Jika Hizbullah melakukan serangan 7 Oktober, tentara kami masih berada di Beirut hari ini," katanya.
Tentara Israel pada Kamis (21/8/2025) mengungkapkan hasil penyelidikannya terhadap serangan gabungan yang dilakukan Brigade Al-Qassam kemarin terhadap markas militer milik pasukan elite Brigade Kfir di Khan Younis, Jalur Gaza selatan.
Tentara penjajah Zionis mengatakan, operasi tersebut melibatkan 15 militan Palestina dan menargetkan markas militer yang digunakan untuk melancarkan serangan ke daerah-daerah di sebelah barat Khan Younis.
Dikutip dari Aljazeera, Kamis, Menurut penyelidikan, orang-orang bersenjata itu muncul dari sebuah terowongan yang berjarak hanya sekitar 40 meter dari lokasi militer dan membagi diri mereka ke dalam tiga sel. Masing-masing ditugaskan dengan misi tertentu, sebelum memulai operasi.
Serangan terhadap situs militer dimulai dengan menargetkan kamera dan menara pengawas. Hal ini menyebabkan terganggunya sistem pemantauan dan pengawasan situs tersebut dan memudahkan gerak maju para penyerang.
Mesih menurut penyelidikan, setelah para penyerang berhasil menargetkan dan merusak kamera dan menara pengawas, sel pertama berhasil mencapai bangunan tempat wakil komandan bersembunyi dan di mana sebagian besar tentara sedang tidur. Pejuang segera melepaskan tembakan dan meledakkan granat tangan.
Pertarungan tatap muka pun terjadi antara para penyerang dan tentara Israel, di mana beberapa penyerang terbunuh, menurut IDF, sementara yang lainnya berhasil mundur.
BACA JUGA: Pengakuan Biarawati AS yang Mukim Lama di Palestina tentang Hamas dan Israel Hebohkan Dunia
Sel kedua tetap berada di garis belakang dan menembakkan mortir untuk menghalangi kedatangan pasukan penyelamat dan sebagian besar anggotanya berhasil menarik diri dari lokasi melalui terowongan setelah menanam alat peledak.
Sementara itu, setelah serangan Khan Younis diumumkan, IDF mengirim bala bantuan militer dan memanggil Angkatan Udara, sementara para militan menembakkan RPG ke sebuah bangunan tempat para tentara bersembunyi.