
Demonstrasi berujung ricuh terjadi di kota Ballymena, Irlandia Utara sejak Senin (9/6). Kericuhan ini dipicu dua remaja laki-laki yang disidang melakukan kekerasan seksual terhadap seorang perempuan remaja di County Antrim.
Ratusan demonstran berkumpul di Ballymena di hari pembacaan dakwaan. Media lokal melaporkan dakwaan dibacakan kepada para terdakwa yang diduga imigran melalui seorang penerjemah.
Sebanyak 15 anggota polisi dilaporkan terluka dalam kericuhan pada hari Senin lalu. Dikutip dari CNN, Rabu (11/6), beberapa di antaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Kericuhan pun meluas dan berlangsung selama 2 malam berturut-turut hingga Selasa (10/6). Polisi mengatakan mereka menghadapi kekacauan serius dan mengimbau masyarakat untuk menghindari Ballymena.
Kericuhan ditanggapi petugas kepolisian dengan perlengkapan anti-huru-hara hingga menembakkan meriam air ke arah demonstran. Demonstran menyerang petugas kepolisian dengan bom molotov hingga batu.

Satu rumah dibakar dan seorang petugas kepolisian muntah setelah meninggalkan rumah lain yang dicoba dibakar oleh demonstran. Tak hanya itu, sejumlah mobil juga dibakar oleh demonstran.
Sebanyak empat rumah dilaporkan rusak akibat kebakaran. Jendela dan pintu rumah-rumah dan tempat usaha pun hancur di malam pertama kericuhan.
Hingga saat ini, polisi menyelidiki kericuhan yang menurut mereka serangan kebencian dengan motif rasial.
Kericuhan ini ditanggapi pemerintah Inggris dan politisi lokal. Mereka menyatakan mengecam kekerasan yang terjadi di sana. Irlandia Utara merupakan bagian dari Inggris Raya.
"Pemandangan mengerikan dari kekacauan sipil yang sedang kita saksikan di Ballymena malam ini tidak memiliki tempat di Irlandia Utara," kata Sekretaris Negara Irlandia Utara, Hilary Been.