
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan akuntabilitas atas serangan ganda Israel ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza, yang menewaskan sedikitnya 20 orang pada Senin (25/8). Korban termasuk lima jurnalis dan empat tenaga medis.
“Ini mengejutkan dan tidak dapat diterima. Semua insiden ini harus diselidiki dan pihak yang bertanggung jawab harus diadili,” ujar juru bicara kantor HAM PBB, Thameen al-Kheetan.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer turut mengecam serangan itu sebagai “tidak bisa dibenarkan.”
Klaim IDF dan Pertanyaan yang Belum Terjawab
Dalam penyelidikan awal, militer Israel (IDF) menyatakan serangan ditujukan pada sebuah kamera yang disebut dipasang Hamas di area rumah sakit untuk memantau pergerakan pasukan. IDF mengklaim enam “teroris” ikut tewas, tetapi menegaskan jurnalis internasional bukanlah target.
Meski begitu, IDF belum menjelaskan alasan melancarkan serangan kedua beberapa menit setelah serangan pertama. Militer hanya menyebut akan meninjau ulang proses otorisasi, jenis amunisi, serta pengambilan keputusan di lapangan.
Sebelumnya, PM Benjamin Netanyahu menyebut kematian jurnalis dan tenaga medis di RS Nasser sebagai “kesalahan tragis.”
Gelombang Protes di Israel
Bersamaan dengan kontroversi ini, ratusan ribu warga Israel turun ke jalan dalam aksi nasional menuntut kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata. Di Tel Aviv, demonstran memblokir jalan raya dengan ban terbakar, sementara di Yerusalem ratusan orang berkumpul di depan kantor perdana menteri saat kabinet keamanan bersidang.
“Setiap hari kami harus menekan Netanyahu agar perang dihentikan dan sandera dipulangkan,” kata Yehuda Cohen, ayah seorang sandera, kepada media lokal.
Meski Hamas telah menerima proposal gencatan senjata dari mediator Qatar dan Mesir, Israel hingga kini belum memberikan jawaban. Netanyahu menuntut semua sandera dibebaskan sekaligus, sembari tetap menyiapkan rencana ofensif besar untuk menguasai Gaza City.
Krisis Kemanusiaan Memburuk
Sementara itu, situasi kemanusiaan di Gaza kian genting. Badan PBB untuk klasifikasi keamanan pangan (IPC) mengonfirmasi terjadinya kelaparan di Gaza City, dengan lebih dari 500 ribu orang menghadapi kondisi “katastrofik” yang ditandai kelaparan, kemiskinan ekstrem, dan kematian. Israel membantah laporan tersebut sebagai “kebohongan terang-terangan.”
Sejak serangan balasan Israel pasca-serangan Hamas 7 Oktober 2023, lebih dari 62.000 orang tewas di Gaza menurut otoritas kesehatan setempat. Lebih dari 90% rumah hancur atau rusak, dan sistem kesehatan, air, serta sanitasi nyaris kolaps. (BBC/Z-2)