TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Divisi Kardiologi Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Mulyadi, mengatakan pelayanan intervensi jantung anak terganggu akibat mutasi mendadak dokter Piprim Basarah Yanuarso. "Antrean pasien semakin panjang, khususnya pasien BPJS," kata Mulyadi dalam video yang diterima awak media, Selasa malam, 26 Agustus 2025.
Mulyadi mengatakan saat ini tersisa empat dokter jantung anak untuk menangani pasien. Menurut dia, jumlah tersebut kurang karena jumlah pasiennya banyak. Efeknya, pelayanan terhadap pasien akan semakin lama.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Kepergian Piprim juga memukul pendidikan dokter spesialis di RSCM. Mulyadi mengatakan selama ini, Piprim merupakan mentor bagi calon dokter spesialis anak maupun subspesialis jantung anak. “Hilang seorang mentor akan berimbas pada hilangnya arah calon dokter spesialis," katanya.
Melalui akun Instagram pribadinya, @dr.piprim, Jumat, 22 Agustus 2025, Piprim mengumumkan dirinya tak berpratik lagi di RSCM. Ia mengatakan dirinya dimutasi Kementerian Kesehatan ke Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati tanpa mekanisme lolos butuh ataupun pemberitahuan sebelumnya.
Keputusan Kementerian Kesehatan memutasi Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia itu menuai polemik. Mulyadi mengatakan keputusan memindahkan Piprim ke Rumah Sakit Fatmawati sangat mendadak serta tanpa diskusi dengan Divisi Kardiologi Anak RSCM.
Tempo berupaya meminta penjelasan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait dengan polemik mutasi Piprim. Budi menyerahkan urusan tersebut kepada Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman.
Aji menjelaskan sebetulnya mutasi Piprim sejak April lalu. Menurut dia, mutasi Piprim sudah sesuai ketentuan dan regulasi yang berlaku. “Mutasi berdasarkan kebutuhan institusi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” kata Aji, Ahad, 24 Agustus 2025.