
DUTA Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier meluncurkan pameran "Two Nations: A Friendship is Born" di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Selasa (12/8).
Pameran yang diluncurkan bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia ini, menyoroti dukungan kuat Australia bagi Indonesia selama perjuangan kemerdekaan melalui foto, surat, laporan berita, dan kenangan lain dari warga Australia dan Indonesia yang bekerja sama pada masa itu.
Tidak lama setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Australia merupakan negara asing pertama yang mengirimkan misi diplomatik untuk bertemu Presiden Soekarno.
Australia kemudian dipilih oleh Indonesia sebagai perwakilan dalam negosiasi PBB yang akhirnya menghasilkan kemerdekaan.
Terdapat dukungan kuat dari masyarakat Australia terhadap kemerdekaan Indonesia, seperti yang terlihat dalam blokade 'Armada Hitam' pada kapal Belanda oleh para pekerja Australia dan warga negara Australia yang secara sukarela membantu gerakan kemerdekaan Indonesia.
"Sejak awal, hubungan kita adalah kemitraan dengan tujuan bersama. Sebuah ikatan antara masyarakat kita, sekaligus ikatan antara kedua bangsa kita. Pameran ini menceritakan kisah solidaritas, diplomasi, dan munculnya persahabatan erat antara kedua negara kita yang berlanjut hingga saat ini," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier.
Di antara banyak kisah yang ditampilkan adalah kisah Molly Bondan, seorang penulis Australia yang pindah ke Yogyakarta pada 1947 dan mengabdikan hidupnya untuk kemerdekaan Indonesia, serta Tom Critchley, seorang diplomat Australia yang memainkan peran penting dalam membangun hubungan diplomatik yang kuat.
Critchley adalah seorang pendukung gigih kemerdekaan Indonesia, memperjuangkan keadilan dan kesetaraan dalam negosiasi penyerahan kedaulatan.
Two Nations: A Friendship is Born kini dibuka di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, hingga 10 September 2025. (Z-1)