
Standard and Poor’s (S&P) Global Ratings memberi peringkat kredit sovereign Indonesia ada di level BBB (jangka panjang) dan A-2 (jangka pendek) dengan outlook stabil. Afirmasi ini disebut OJK sebagai bukti sektor keuangan Indonesia masih solid.
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, afirmasi dari S&P tersebut juga menjadi bukti pendalaman sektor keuangan terus meningkat. Selain itu, afirmasi dari S&P juga mencerminkan adanya kepercayaan kepada kekuatan fiskal dan ketahanan ekonomi.
“Afirmasi peringkat kredit ini menegaskan kekuatan sistem keuangan kita dan terjaganya kepercayaan investor. OJK tetap berkomitmen menjaga stabilitas sistem keuangan, memperdalam pasar keuangan, serta memperluas inklusi keuangan,” kata Mahendra dalam keterangan tertulis, Rabu (30/7).
Dengan penilaian itu, S&P memperkirakan Indonesia akan tetap mampu menjaga defisit fiskal di bawah tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada jangka menengah. Prakiraan tersebut didasarkan pada adanya pengembangan industri berbasis komoditas dan hilirisasi.
Terkait stabilitas pasar keuangan, OJK memprioritaskan penguatan ekosistem jasa keuangan yang sehat, inklusif, dan kompetitif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, adanya reformasi struktural yang berkelanjutan juga penting dilakukan menurut Mahendra.
“Reformasi struktural yang berkelanjutan sangat penting untuk memperkuat arus investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Langkah ini juga akan semakin memperkuat profil kredit Indonesia ke depan,” ujar Mahendra.
Dalam mengembangkan pasar keuangan, OJK juga melakukan beberapa agenda seperti diversifikasi instrumen, penguatan keuangan berkelanjutan, serta inovasi kebijakan dan regulasi. Hal ini diharap.bisa menguatkan sektor keuangan domestik untuk membiayai pembangunan dan menarik investor jangka panjang.
“Kepercayaan investor dan pelaku pasar adalah salah satu aset terpenting dalam melangkah ke depan. OJK akan terus menjaga stabilitas sistem keuangan, sambil membangun kepercayaan dan ketahanan pasar untuk jangka panjang,” kata Mahendra.
Dengan kondisi inflasi yang terkendali, indikator eksternal.yang stabil dan institusi kebijakan yang kredibel. OJK menilai Indonesia bisa menunjukkan posisinya sebagai negara dengan peringkat layak investasi meski ada berbagai tantangan global.