Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman menyampaikan pembiayaan modal kerja masih menjadi tulang punggung pertumbuhan industri multifinance (perusahaan pembiayaan).
Ia menuturkan piutang pembiayaan modal kerja tumbuh sebesar 8,86 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp51,03 triliun pada Juli 2025.
“(Pertumbuhan tersebut) didukung oleh penyaluran pembiayaan dengan skema pembiayaan fasilitas modal usaha yang mencatat pertumbuhan sebesar 16,89 persen year-on-year, nominalnya itu Rp16,42 triliun,” kata Agusman di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan peningkatan tersebut sejalan dengan masih tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pembiayaan pengadaan barang dan jasa, serta adanya relaksasi dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 46 Tahun 2024 tentang Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur dan Perusahaan Modal Ventura.
Relaksasi tersebut antara lain terkait pembiayaan fasilitas modal usaha, termasuk besaran pembiayaan dan pembiayaan tanpa agunan.
Secara keseluruhan, Agusman menyatakan sektor PVML mencatatkan kinerja positif, tercermin dari piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan yang tumbuh 1,79 persen yoy menjadi Rp502,95 triliun pada Juli 2025.
Sedangkan profil risiko industri masih terjaga dengan rasio pembiayaan macet bruto (Non-Performing Financing (NPF) gross) sebesar 2,52 persen dan NPF net 0,88 persen serta gearing ratio (rasio antara utang dan ekuitas) di level 2,21 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali.
Sementara itu, pembiayaan modal ventura tumbuh 1,33 persen yoy menjadi Rp16,40 triliun, sementara industri pinjaman daring (pindar) mencatat outstanding sebesar Rp84,66 triliun, melonjak 22,01 persen yoy dengan tingkat risiko kredit (TWP90) terkendali di level 2,75 persen.
Tren positif juga terlihat pada produk Buy Now Pay Later (BNPL) yang disalurkan perusahaan pembiayaan, dengan peningkatan signifikan 56,74 persen yoy menjadi Rp8,81 triliun, dengan NPF gross sebesar 2,95 persen.
Baca juga: BTN bakal gandeng perusahaan multifinance guna pembiayaan otomotif
Baca juga: OJK: Kolaborasi multifinance dengan ride hailing dorong pertumbuhan
Baca juga: OJK sebut tren merger multifinance dukung pemerataan akses pembiayaan
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.