Jakarta (ANTARA) - CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Gioshia Ralie menilai kebijakan paket stimulus fiskal akan mendorong kinerja perekonomian Indonesia sepanjang sisa tahun 2025.
Ia menilai pelaku pasar menyambut positif paket stimulus senilai 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp24 triliun yang telah diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 2 Juni 2025.
“Subsidi tampaknya difokuskan kepada masyarakat umum, dengan anggaran yang sebagian besar dialokasikan untuk program-program seperti tambahan bantuan sosial dan subsidi upah,” ujar Gioshia dalam Media Briefing JP Morgan di Jakarta, Kamis.
Gioshia menjelaskan, ada beberapa sektor yang berpotensi diuntungkan dari paket stimulus ini, di antaranya sektor barang konsumsi pokok, bahan baku, barang konsumsi diskresioner, serta properti.
Baca juga: BI: Ekonomi syariah jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di KTI
“Diskon transportasi dapat meningkatkan permintaan perjalanan domestik, menciptakan risiko kenaikan bagi bisnis hotel,” ujar Gioshia.
Selain paket stimulus, lanjutnya, beberapa kebijakan yang akan mendorong kinerja ekonomi nasional di sisa tahun 2025, di antaranya perjanjian perdagangan dengan negara mitra dan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral.
Sebagaimana diketahui, setelah melalui proses negosiasi, Indonesia berhasil menurunkan ketetapan tarif resiprokal dari Presiden AS Donald Trump menjadi 19 persen dari sebelumnya sebesar 32 persen, yang dibarengi dengan kesepakatan lainnya.
Dari sisi moneter, BI telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak lima kali sejak September 2024, kemudian dilanjutkan pada Januari, Mei, Juli, dan Agustus 2025 dengan masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) hingga saat ini berada di level 5 persen.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.