
Malang nasib atlet Hokipdo Aceh, Yulianto. Sudah berkorban di pendidikan yang tinggi demi olahraga, tetapi prestasinya tak dihargai.
Yulianto jadi salah satu atlet yang berani buka suara soal belum cairnya bonus usai PON Aceh-Sumut. Padahal, Yulianto sudah rela fokus ke olahraga usai lulus S2.
“Iya saya kemarin lulus S2 di tahun 2023. Kemarin [sebelum PON] ada juga yang tawaran kerja di Pekanbaru, ada di Kalimantan juga. Habis itu karena event PON kan sudah satu tahun lagi lah istilahnya, habis itu pun ada juga pemberitahuan digadang-gadang Ada pengangkatan nanti kalau misalnya dapet emas,” cerita Yulianto kepada kumparan, Rabu (2/7).
“Kita bisa jadi PNS, aparatur negara. Habis itu kalau yang sedang kuliah, dikuliahkan gratis. Habis itu kan dimasukkan berita pas mau dekat dengan PON, makanya saya bertahan di situ,” tambahnya.
Nasib Yulianto kini luntang-lantung. Beberapa kali mencoba melamar pekerjaan dan pernah berujung sampai ke tukang parkir.
“Saya kan S2 Kimia. Diminta pengalaman minimal 2 tahun, minimal 5 tahun, sedangkan saya belum ada pengalaman. Jadi setiap saya daftar lowongan kerja itu enggak ada panggilan sampai sekarang,” ucap Yulianto.

“Dulu ya sebelum itu, saya pernah juga daftar jadi waiter, jadi tukang parkir. Bulan pertama sama kedua, saya jadi waiter. Habis itu bulan ketiga dan keempat saya dipindahkan ke bagian parkir,” tambahnya.
Yulianto jadi salah satu atlet yang berani buka suara soal belum turunnya bonus. Sebab, beberapa atlet tak berani untuk berkomentar menyoal hal tersebut.
“Ada beberapa atlet mungkin enggak berani speak up karena Ketua Pemprov-nya itu dari pihak pemerintahan. Atlet juga enggak berani speak up karena dimarahi pelatih,” tutupnya.