Militer Israel menyetujui kerangka kerja untuk serangan baru di Jalur Gaza. Hal ini disampaikan militer Israel dalam pernyataan resmi.
"Panglima Angkatan Bersenjata Israel, Letjen Eyal Zamir, menyetujui kerangka kerja utama untuk rencana operasi IDF di Jalur Gaza," kata pernyataan yang dikeluarkan militer Israel, dikutip dari AFP, Rabu (13/8).
Beberapa hari sebelumnya, kabinet keamanan Israel menyepakati untuk menguasai Gaza secara penuh. Namun, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih belum memberikan jadwal pasti kapan pasukan Israel akan memasuki wilayah Gaza City, tempat ribuan orang mengungsi dari serangan-serangan sebelumnya.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan, serangan udara Israel di Gaza City semakin intensif dalam beberapa hari terakhir. Pemukiman Zeitoun dan Sabra dihantam serangan udara yang sangat gencar, yang menargetkan rumah-rumah warga, termasuk gedung-gedung tinggi.
Berita mengenai disetujuinya rencana Israel muncul beberapa jam setelah Hamas mengungkap delegasi seniornya telah tiba di Kairo untuk pembicaraan awal dengan pejabat Mesir terkait gencatan senjata sementara.
Rencana pemerintahan Netanyahu untuk memperpanjang serangan di Gaza setelah pertarungan lebih dari 22 bulan menuai kritik keras tak hanya dari luar negeri, tapi juga dari oposisi di dalam negeri.
Para pakar yang didukung PBB telah memperingatkan krisis kelaparan yang semakin meluas di Gaza. Kelaparan disebabkan kebijakan Israel yang secara drastis membatasi jumlah bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk.
Serangan Israel di Gaza menewaskan setidaknya 61.599 warga Palestina. Jumlah ini dirilis oleh Kementerian Kesehatan Gaza, yang dinilai oleh PBB dapat dipercaya.