Menko Zulhas: Kopdes Merah Putih Bisa Pakai Aset Desa untuk Modal Kerja

Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (25/7). Foto: Widya Islamiati/kumparan

Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menuturkan Kopdes Merah Putih nantinya bisa menggunakan aset yang ada di desa untuk dipergunakan. Selain aset, Dana Desa juga dapat dipergunakan untuk modal kerja.

Zulhas menuturkan Kopdes Merah Putih bisa menggunakan aset yang ada, seperti gedung sekolah yang terbengkalai, balai desa dan dan lain-lain.

“Aset sebanyak mungkin dana itu nanti tentu untuk modal kerja. Aset itu sudah dipetakan tadi. Jadi, ini Menkes punya hampir 50 ribu Pustu (Puskesmas Pembantu), bisa dipakai, sekolahan yang sudah tutup atau aset desa lainnya, balai desa,” kata usai Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (29/7).

Menurut dia, Kopdes Merah Putih harus menekan biaya sekecil mungkin untuk pembiayaan aset tetap.

“Kalau tidak ada (aset desa), bisa sewa-sewa rumah. Pendek kata, untuk aset tetap itu sekecil-kecil mungkin biayanya,” jelasnya.

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi juga mengatakan Kopdes Merah Putih akan memanfaatkan aset yang ada. Dia melihat pemanfaatan aset ini dilakukan agar tidak semua hal membutuhkan pembiayaan baru.

“Karena lebih banyak nanti pembiayaan itu dipakai untuk modal kerja. Bukan untuk bangun gedung, dan sebagainya yang tidak punya kapasitas untuk dalam pengembalian pinjaman,” tutur Budi dalam kesempatan yang sama.

Lebih lanjut ketentuan ini akan dibahas oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan.

Lebih lanjut Budi menjelaskan, pemerintah juga akan merevisi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian untuk memasukan perihal Kopdes Merah Putih dan ditargetkan rampung secepatnya.

“Kalau Undang-Undang Perkoperasian kita sedang usahakan agar program Kopdes Merah Putih ini direkognisi oleh Undang-Undang. Ini soal dinamisasi saja. Karena peran negara adalah rekognisi, mengafirmasi, dan memproteksi,” tuturnya.

Dia juga menanggapi soal dana desa yang jadi jaminan pinjaman Kopdes Merah Putih ke Bank Himbara.

“Jangan berpikirnya negatif, musuhnya program Kopdes ini keraguan-ketakutan yang berlebihan. Waspada penting, tapi nggak boleh takut. Sekarang balik mikirnya adalah kalau koperasi desa ini untung, akan diberikan kepada pemerintah desa juga,” katanya.