
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkap tiap tahunnya 6.000 bayi di Indonesia meninggal karena kelainan penyakit jantung. Apa penyebabnya?
"Bayi itu Pak Menristekdikti, setiap tahun itu 12.000 yang harus dioperasi. Yang kita bisa operasi hanya 6.000. Jadi 6.000 bayi setiap tahun mati," kata Budi di acara 'Program Akselerasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tenaga Medis untuk Percepatan Perwujudan Asta Cita: Strategi Kemitraan Sistem Kesehatan Akademik', Selasa (22/7).
Budi menjelaskan, mereka tak tertangani karena fasilitas dan dokter jantung anak belum mencukupi.
"Bukan karena kita nggak mampu dokternya, karena nggak cukup dokter-dokternya dan fasilitasnya. 6.000 bayi yang punya kongenital heart disease, kelainan jantung bawaan, die. Karena kita nggak bisa," ungkapnya.
Ia menjelaskan, Kemenkes terus berupaya menambah fasilitas dan jumlah dokter spesialis jantung, stroke, hingga kanker. Di sisi lain, dokter harus ditambah.
"Saya baru sadar kan dokternya kurang. Jadi begitu kita mau sebar alat untuk stroke, jantung, dan kanker ke 514 Kabupaten dan Kota untuk menyelamatkan jutaan nyawa per tahun yang meninggal karena penyakit-penyakit ini, rakyat kita," jelas dia.
"Ternyata alatnya selesai di 2027. Asal ada uang, ada. Ini CATLAB tendernya sudah selesai, CT-SCAN tendernya sudah selesai. Akan mulai di-deploy mulai bulan depan. 2027 selesai. The problem adalah dokternya," tutupnya.