
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan militernya melakukan serangan mematikan di Karibia selatan terhadap kapal yang diduga milik kartel Tren de Aragua. Kelompok kriminal asal Venezuela yang dituduh terlibat perdagangan narkoba, pembunuhan, hingga penyelundupan manusia.
Tren de Aragua, atau TdA, bermula dari sebuah penjara di Venezuela sebelum berkembang ke berbagai negara di Amerika Latin, termasuk Kolombia, Peru, dan Cile. Kelompok ini dikenal menguasai perdagangan narkoba, penculikan, pemerasan, hingga jaringan prostitusi yang mengeksploitasi migran. Departemen Keuangan AS menuding TdA kerap membunuh korban yang mencoba melarikan diri lalu menyebarkan teror lewat publikasi kematian mereka.
TdA juga disebut memperluas bisnis kriminal dengan pencucian uang melalui kripto. TdA juga menjalin hubungan dengan Primeiro Comando da Capital (PCC), kelompok kriminal besar asal Brasil yang masuk daftar sanksi AS.
Meski reputasinya menakutkan, analis kejahatan transnasional menilai keberadaan TdA di AS masih terbatas. Sejumlah kasus kriminal yang melibatkan migran Venezuela memang dikaitkan dengan kelompok ini, namun otoritas menegaskan tidak ada bukti struktur organisasi TdA di AS beroperasi secara terkoordinasi.
Nama Tren de Aragua berasal dari proyek pembangunan rel kereta yang mangkrak di negara bagian Aragua. Kelompok ini kemudian menjadikan Penjara Tocorón sebagai markas, lengkap dengan fasilitas mewah dan gudang senjata. Pemerintah Venezuela mengklaim sudah merebut kembali penjara tersebut pada 2023 dan melumpuhkan sebagian pimpinan geng.
Kendati begitu, otoritas AS tetap waspada. FBI dan Bea Cukai AS menyebut TdA mengikuti jalur migrasi hingga mencapai wilayah Amerika. Kasus penculikan pasangan suami-istri di Colorado pada Desember lalu, yang diduga melibatkan anggotanya, menjadi pengingat jaringan kriminal asal Venezuela ini berusaha menancapkan jejak di negeri Paman Sam. (CNN/Z-2)