
SEBUAH penelitian terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai patung singa bersayap yang sejak lama berdiri megah di Piazza San Marco, Venesia. Patung perunggu tersebut ternyata bukan hasil karya Eropa abad pertengahan, melainkan berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Tang, lebih dari 1.000 tahun yang lalu.
Asal Usul yang Terkuak
Selama berabad-abad, asal mula singa bersayap yang menjadi simbol resmi Kota Venesia sejak tahun 1260-an itu masih misterius. Namun, tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Massimo Vidale dari Universitas Padua berhasil mengidentifikasi jejak logam dalam patung tersebut.
Mereka mengambil sembilan sampel dari berbagai bagian patung lalu menganalisis isotop timbal menggunakan spektrometri massa. Hasilnya menunjukkan bahwa perunggu yang digunakan berasal dari kawasan Sungai Changjiang (Yangtze) bagian hilir di Tiongkok Timur, wilayah yang kaya akan tembaga, timbal, dan berbagai mineral berharga lainnya.
“Venesia penuh dengan misteri, tetapi satu misteri kini terpecahkan: ‘Singa’ Santo Markus ternyata berasal dari Tiongkok, dan ia menempuh Jalur Sutra,” ungkap Vidale dalam pernyataannya.
Gaya Seni Dinasti Tang
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Antiquity pada 4 September itu juga menyoroti gaya artistik patung singa. Tidak seperti singa abad pertengahan Eropa, bentuk patung Venesia ini justru menyerupai karya seni Dinasti Tang (618–907 M), khususnya patung penjaga makam yang disebut zhènmùshòu.
Ciri khasnya antara lain moncong mirip singa, surai mengembang, telinga runcing, tanduk, hingga sayap yang menjulang. Pada patung singa Venesia, peneliti menemukan bekas logam yang diduga sisa dari tanduk yang sengaja dipotong agar sesuai dengan ikonografi Kristen di Venesia.
Jejak Perjalanan Polo Bersaudara
Bagaimana patung itu sampai ke Venesia? Para ahli menduga keterlibatan Niccolò dan Maffeo Polo, ayah dan paman Marco Polo. Pada abad ke-13, keduanya melakukan perjalanan panjang melalui Jalur Sutra hingga ke istana Kubilai Khan di Tiongkok.
Kemungkinan besar, mereka menemukan patung penjaga makam tersebut, kemudian membawanya pulang ke Venesia. Setibanya di Italia, patung itu diadaptasi oleh pengrajin lokal agar menyerupai simbol Santo Markus: singa bersayap dengan Injil di bawah cakarnya, melambangkan kejayaan Venesia di laut.
Misteri yang Masih Berlanjut
Meski teori ini sangat meyakinkan, para peneliti menekankan bahwa hipotesis tersebut masih perlu diuji lebih lanjut oleh sejarawan. Namun, temuan ini memberikan perspektif baru tentang betapa luasnya interaksi budaya antara Timur dan Barat melalui perdagangan internasional di Abad Pertengahan.
Kini, patung singa bersayap yang menjadi ikon Venesia bukan hanya simbol religius dan politik, tetapi juga saksi bisu perjalanan panjang peradaban di sepanjang Jalur Sutra. (Z-10)