Liputan6.com, Jakarta - Sebelum gelaran Piala Dunia Antarklub pada Juni-Juli kemarin, Real Madrid menunjuk legenda mereka, Xabi Alonso sebagai sosok baru yang akan menahkodai tim asal ibukota Spanyol tersebut.
Meski baru berusia 43 tahun, karier kepelatihan pria asal Spanyol tak dapat dianggap remeh. Juara Bundesliga bersama Bayer Leverkusen tanpa kalah satu kali pun jadi saksi betapa superiornya taktik Alonso jika berada di tim yang tepat.
Namun, awal perjalanannya bersama Los Blancos memang tak berjalan mulus. Ia mesti tersingkir dari Piala Dunia Antarklub setelah anak asuhnya takluk dari Paris Saint-Germain dengan skor telak 4-0.
“Saya mau (kekalahan) ini memberi dampak, tapi bukan membuat kami lebih terpuruk,” ujar Alonso usai dipermalukan PSG.
Kini, tantangan besar menanti Alonso bersama El Real. Perjalanan mereka di musim depan tentunya tak akan lebih mudah dibanding musim sebelumnya. Meski begitu, fans klub yang bermarkas di Stadion Santiago Bernabeu itu tetap yakin bahwa Alonso adalah orang yang tepat untuk membawa Los Blancos kembali berjaya.
Gantikan Pelatih Tersukses dalam Sejarah El Real
Xabi Alonso datang menggantikan pelatih tersukses sepanjang sejarah El Real, Carlo Ancelotti yang sepakat untuk berpisah dengan klub setelah rentetan hasil buruk di musim 2024/2025.
Kedatangan Xabi ke Bernabeu sudah terprediksi dari jauh-jauh hari. Los Blancos memang telah lama menargetkan pria asli Spanyol tersebut sebagai suksesor Ancelotti di masa mendatang.
Keyakinan Real Madrid bahwa Alonso adalah sosok yang tepat semakin menjadi kala ia berhasil meraih kesuksesan bersama Bayer Leverkusen. Maka, saat Ancelotti sudah di ambang perpisahan dengan El Real, Xabi adalah pilihan pertama dan utama.
Penunjukkan Alonso sebagai juru taktik menjadikannya pelatih Real Madrid ke-9 yang pernah turut merasakan bermain dengan tim asal Spanyol tersebut, setelah terakhir kali adalah Zinedine Zidane.
Cerita Cinderella bersama Leverkusen
Kesuksesan musim 2023/2024 mungkin tak pernah ada dalam mimpi seluruh penggemar Leverkusen. Bagaimana tidak, pada musim tersebut tim mereka berhasil menjuarai Bundesliga untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Xabi Alonso adalah orkestrator utama pada kisah tersebut. Ia yang baru ditunjuk menjadi pelatih pada musim sebelumnya tentu tak dibebani banyak ekspektasi selain mengangkat performa klub yang kala itu terpuruk.
Hebatnya lagi, Leverkusen memenangi trofi Liga Jerman dengan catatan tanpa kalah satu kali pun, mereka jadi satu-satunya tim yang bisa melakukan hal tersebut. Tentu, seluruh cerita ini jauh melebihi harapan dari manajemen ataupun para fans.
Pelatih asal Spanyol tersebut berhasil menempatkan Leverkusen kembali ke jajaran elit Jerman bersama tim-tim seperti Bayern Munchen dan Borussia Dortmund.
Perfeksionis soal Taktik
Selama melatih, Alonso disebut sangat detil apabila telah berbicara mengenai taktik. Ia selalu menekankan strategi sebagai dasar utama yang harus dipahami oleh semua pemain dan staff.
“Dia mempersiapkan kami untuk pertandingan dengan sangat baik,” ungkap Imanol Ezkurdia, salah satu anak asuh Xabi saat melatih Real Sociedad B. “Ia selalu tahu dengan tepat apa yang akan terjadi (pada pertandingan).”
Salah satu metode Xabi mengenalkan taktiknya kepada para pemain adalah dengan menampilkan video latihan dan pertandingan sebagai bahan evaluasi.
“Dia seringkali menampilkan cuplikan permainan kami,” ujar Ezkurdia. “Tujuannya untuk memperlihatkan apa yang sudah kami lakukan dengan baik dan apa yang harus diperbaiki.”
Tidak heran, tim asuhan Xabi selalu tampil apik pada tiap pertandingan. Ia kemungkinan akan menerapkan hal yang sama pada anak asuhnya di Real Madrid untuk membawa skuad Los Blancos kembali merajai Eropa.