Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memberikan sambutan dalam acara doa dan zikir kebangsaan sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-80 RI. Doa kebangsaan lintas agama itu dilakukan di Tugu Proklamasi, Jakarta, pada Jumat (1/8).
Dalam pembukaannya, Nasaruddin mengungkapkan Indonesia sebagai negara yang sangat menjunjung tinggi persatuan meski berasal dari latar belakang berbeda-beda.
“Tidak ada negeri yang seplural Indonesia. Dilihat dari segi sudut mana pun, jumlah kepulauan yang begitu besar, jumlah etniknya yang begitu ramai, dan jumlah pengikut penganut agamanya juga begitu bervariasi. Warna kulit pun juga berbeda, waktu tempat pun juga sangat berbeda,” kata Nasaruddin.
“Tetapi sulit membayangkan ada sebuah negeri yang seperti Indonesia ini bisa mempertahankan kemerdekaannya dengan utuh. Bahkan menjadi trend setter untuk sebuah negara plural,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Imam Besar Masjid Istiqlal itu juga mengatakan, doa kebangsaan ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya digelar di Istana Negara. Ia mengatakan, Presiden Prabowo Subianto menginginkan prosesi doa kebangsaan lebih terasa suasana kemerdekaan dengan digelar di Tugu Proklamasi.
“Lebih khusyuk dan lebih terasa kemerdekaan itu sekarang ini terasa di tempat ini karena disaksikan oleh dua tokoh bangsa kita, Bapak Insinyur Soekarno dengan Drs. Mohammad Hatta mendeklarasikan kemerdekaan ini yang menggemparkan dunia pada waktu itu,” kata Nasaruddin.
Menggemparkan dunia yang dimaksud Menag adalah kondisi Indonesia yang saat pada masa penjajahan minim senjata tapi bisa mengalahkan penjajah yang memiliki senjata lebih canggih. Ia menyebut, semangat patriotisme diiringi dengan doa membawa kepada kemerdekaan seluruh rakyat Indonesia.
“Doa itu adalah senjata paling ampuhnya orang yang beriman, jangan memandang enteng doa karena kita semua percaya ada Tuhan,” ungkap Nasaruddin.
Acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa lintas agama yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Sejumlah menteri kabinet Merah Putih juga hadir, di antaranya Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, Menteri PPA Arifah Fauzi, Wamensesneg Juri Ardiantoro, Wamen Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia Isyana Bagoes Oka.
Selain itu, turut hadir tokoh ormas Islam yakni Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar, Ketua MUI Anwar Iskandar dan tokoh-tokoh lintas agama lainnya.