Banyak orang tua terbiasa mengatakan pada anak, “Ayo habiskan makanannya, jangan disisakan.” Alasannya macam-macam, mulai dari sayang makanan sampai khawatir anak kekurangan gizi.
Namun, tahukah Anda, ternyata kebiasaan ini justru bisa berdampak kurang baik pada pola makan anak di kemudian hari, lho!
Dampak Buruk Memaksa Anak Habiskan Makanan
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), memaksa anak menghabiskan makanan bisa membuat mereka kehilangan kemampuan alami untuk mengenali kapan merasa lapar dan kapan sudah kenyang.
Jika terus dipaksa, anak cenderung makan lebih dari yang dibutuhkan tubuhnya. Dampaknya, mereka berisiko mengalami pola makan berlebihan bahkan obesitas di kemudian hari.
Dokter spesialis anak sekaligus nutritionist dari AAP, Dr. Natalie Muth, menjelaskan bahwa orang tua sebaiknya menerapkan prinsip “orang tua menyediakan, anak memutuskan.” Artinya, orang tua bertanggung jawab menyediakan pilihan makanan yang sehat, sementara anak yang menentukan apakah ia akan makan dan seberapa banyak. Dengan begitu, anak belajar mengenali sinyal lapar dan kenyangnya sendiri.
Hal serupa juga ditegaskan oleh Ellyn Satter Institute, lembaga yang fokus pada edukasi pola makan anak. Mereka memperkenalkan konsep orang tua mengatur apa, kapan, dan di mana anak makan, sedangkan anak yang memutuskan apakah ia akan makan dan seberapa banyak.
Penelitian dari Leann Birch & Jennifer Fisher (1998) di jurnal Pediatrics juga menunjukkan, anak yang diberi kebebasan untuk mengatur asupan makanannya lebih mampu menjaga berat badan ideal dibandingkan anak yang sering dipaksa makan.
Jadi, ketimbang fokus pada piring harus bersih tanpa sisa, lebih baik orang tua fokus menyediakan makanan bergizi seimbang dan memberi ruang bagi anak untuk belajar mengenali rasa kenyangnya. Dengan begitu, anak bisa tumbuh dengan pola makan yang lebih sehat dan terkontrol sejak dini.