
PT LIB memutuskan bahwa klub divisi teratas Liga Indonesia, yang kini bernama Super League, boleh mendaftarkan 11 pemain asing. Bagaimana kondisi ini jika dibandingkan dengan liga-liga lain di Asia Tenggara?
Adapun salah satu alasan PT LIB membolehkan setiap klub mendaftarkan 11 pemain asing karena ingin meningkatkan daya saing di level Asia. Sementara untuk pengaplikasian di Super League nanti, hanya 8 pemain asing yang maksimal masuk DSP dan boleh main bersamaan.
"Memang kemarin [musim 2024/25] regulasinya 8 pemain asing dan 6 yang main. Klub merasa bahwa seperti 'nanggung', apalagi kita punya keinginan tanpa mengesampingkan pemain lokal, kami merasa perlu bisa bersaing di Asia," kata Dirut PT LIB, Ferry Paulus, dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (7/7).
"Kuota lokalnya istilahnya enggak terlalu terdegradasi dari jumlah yang lalu. 11 pemain asing itu hanya didaftarkan, kalau enggak mau didaftarkan 11 juga enggak apa-apa," tambahnya.

Saat ini, liga sepak bola nomor satu di ASEAN adalah Liga Thailand. Aturan pemain asing mereka di musim 2025/26 adalah setiap tim dapat mendaftarkan maksimal 7 pemain asing dan tidak ada batasan jumlah pemain dari Asia Tenggara.
Liga terbaik kedua di ASEAN, Liga Malaysia, lebih ekstrem lagi. Untuk musim 2025/26, mereka menambah kuota pemain asing menjadi 15. Sebanyak 9 pemain masuk DSP yang terdiri dari 4 pemain bebas, satu pemain Asia, dan dua pemain ASEAN. Hanya 7 yang boleh menjadi starter dan 2 menjadi cadangan.
Bagaimana dengan Vietnam yang merupakan liga terbaik ketiga di ASEAN? Awal musim 2025/26, klub boleh mendaftarkan 4 pemain asing, dengan maksimal 3 pemain yang bisa main bersamaan. Tim yang berpartisipasi di kompetisi Asia boleh mendaftarkan 7 pemain asing, tetapi hanya 4 pemain yang boleh masuk DSP. Selain itu, klub dapat mendaftarkan total 2 pemain asing keturunan Vietnam.
Liga terbaik keempat di ASEAN adalah Liga Singapura. Pada 2 Juli 2025, Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS) mengumumkan peningkatan kuota pemain asing dari 6 menjadi 7 per pertandingan. Ini menandai jumlah pemain asing tertinggi yang diizinkan di liga tersebut sejak didirikan pada 1996.
Liga Kamboja, yang terbaik kelima di ASEAN juga memiliki aturan tersendiri. Jumlah pemain asing yang terdaftar adalah 6 per klub, tidak termasuk pemain naturalisasi, tanpa batasan konfederasi atau wilayah mana pun. Satu tim dapat menggunakan 5 pemain asing dan 1 pemain naturalisasi di lapangan dalam setiap pertandingan.

Namun, dengan jumlah pemain asing tersebut, klub-klub mereka dapat bermain di lebih dari satu kompetisi. Untuk kompetisi domestik, Thailand memiliki 3 kompetisi resmi yakni Liga Thailand, Piala Liga, dan Piala FA.
Sementara, Malaysia memiliki 3 kompetisi resmi yakni Liga Malaysia, Piala Malaysia, dan Piala FA. Lalu, Vietnam memiliki 2 kompetisi resmi yakni Liga Vietnam dan Piala Vietnam.
Di sisi lain, Singapura memiliki 2 kompetisi resmi yakni Liga Singapura dan Piala Singapura. Adapun, Kamboja memiliki 2 kompetisi resmi yakni Liga Kamboja dan Piala Kamboja.
Sementara, Indonesia hanya memiliki Super League dan dua tim akan main di kompetisi Asia. Adapun Indonesia tidak memiliki wakil di ASEAN Club Championship, sedangkan kelima liga di atas punya.