
PEMERINTAH Meksiko mengekstradisi 26 narapidana yang diduga memiliki peran penting dalam kartel narkoba terbesar di negara itu ke Amerika Serikat. Ini menjadi pengiriman kedua pada 2025, setelah Februari lalu Meksiko menyerahkan 29 tahanan dalam salah satu ekstradisi terbesar dalam sejarahnya.
Menurut pejabat AS, para narapidana tersebut adalah “operator kunci” geng narkoba besar dan menghadapi dakwaan terkait kejahatan kekerasan maupun keterlibatan dalam kejahatan terorganisir. Pemerintah Meksiko menyebut mereka sebagai “ancaman permanen bagi keamanan publik” dan menegaskan ekstradisi dilakukan dengan syarat tidak ada yang terancam hukuman mati.
Kedutaan Besar AS di Meksiko mengungkap bahwa anggota dua kartel paling berpengaruh termasuk dalam daftar. Kedua kartel itu Jalisco New Generation Cartel (CJNG) dan Kartel Sinaloa. Salah satunya adalah Abigael González Valencia alias El Cuini, saudara ipar pemimpin CJNG Nemesio El Mencho Oseguera, yang dikenal sebagai bos keuangan utama kartel tersebut. Ada pula Roberto Salazar, tersangka pembunuh seorang deputi sheriff di Los Angeles County.
Langkah ini dilakukan di tengah tekanan Gedung Putih agar Meksiko memperketat pemberantasan penyelundupan narkoba, termasuk fentanyl, di perbatasan. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menegaskan kerja sama tetap dilakukan, namun menolak wacana keterlibatan militer AS di wilayahnya.
Ekstradisi massal ini diperkirakan akan menjadi bukti bagi Sheinbaum untuk menunjukkan keseriusan pemerintahannya menangani keamanan. Terutama jika ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump kembali mencuat terkait penyelundupan lintas perbatasan. (BBC/Z-2)