
KERICUHAN dalam aksi demontrasi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, semakin memanas. Aksi saling kejar dan serang antara aparat keamanan dan massa berlangsung sengit hingga menimbulkan korban di kedua belah pihak. Bahkan Bupati Pati Sudewo dievakuasi dengan kendaraan taktis (rantis) menghindari amuk massa.
Jumlah korban akibat kericuhan belum terdata secara pasti, tetapi dari pihak pendemo terdapat sejumlah wanita dan anak-anak diduga terkena gas air mata. Sementara itu, dari aparat keamanan sejumlah petugas pingsan dan luka-luka dan sebuah mobil Provos milik kepolisian dijungkirbalikan dan dibakar massa.
Seorang jurnalis Lilik Yuliantoro juga terluka diduga terkena air gas air mata. Aparat kepolisian terlihat ditandu oleh beberapa rekannya diduga akibat terkena lemparan batu dan juga amuk massa yang terus meringsek marah setelah Bupati Pati Sudewo tidak keluar menemui pendemo dan dievakuasi dari dalam pendopo.
Sejumlah mobil ambulans juga terus bolak-balik membawa para korban yang berjatuhan di kedua belah pihak. Diperkirakan ada puluhan orang baik itu aparat kepolisian, warga sipil terutama ibu dan anak-anak serta balita.
"Banyak pendemo wanita dan anak-anak, mereka ikut karena memperkirakan demontrasi berlangsung damai dan tidak menyangka terjadi kericuhan," kata Utami, seorang warga.
Hal itu juga diungkapkan Kartini, seorang warga yang terkena gas air mata mengaku merasakan matanya perih dan dia mengalami sesak napas hingga tidak dapat menahan tangis. "Tolong, pak polisi, jangan pakai gas air mata, mata ini sakit, napas sesak, ya Allah, sesak sekali," tambahnya.
Kepala Polresta Pati Kombes Jaka Wahyudi yang terlihat turun langsung di tengah kericuhan berusaha menenangkan warga dan berharap tidak menimbulkan korban semakin besar. "Saudara-saudara saya minta dapat tenang, kehadiran kami di sini bukan untuk membungkam aspirasi tetapi hanya mengamankan jalannya demontrasi," ujarnya. (E-2)