Rusuh di Pati. Begini Asal Mula dan Legenda Kabupaten Pati

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

RIBUAN masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berdemonstrasi menuntut Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya karena dianggap sebagai pemimpin yang arogan di kawasan Alun-alun Kota Pati depan pintu masuk Pendopo Kabupaten Pati pada Rabu pagi, 13 Agustus 2025 Dalam demonstrasi tersebut, inisiator aksi Husen dan orator aksi Syaiful Ayubi mengatakan Sudewo perlu dilengserkan dari jabatannya karena dinilai bersikap arogan.

Aksi demo warga Pati bermula dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen. Masyarakat menolak kebijakan tersebut walaupun kenaikan tarif tersebut masih masuk batas maksimal dan tidak diberlakukan untuk seluruh objek pajak.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Syaiful turut mengajak para pengunjuk rasa mempersiapkan diri menuntut pelengseran Bupati Pati hingga malam hari secara tertib tanpa adanya aksi anarkis.

"Tunjukkan bahwa warga Pati itu santun dan berakhlak, cinta damai dan tidak arogan," katanya, seperti dikutip dari Antara, 13 Agustus 2025.

Demo yang awalnya berlangsung tertib, berubah ricuh. Massa merusak pagar kantor bupati, memecah kaca gedung dan membakar mobil, demikian dilaporkan Antara, Rabu sore, 13 Agustus 2025.

Kericuhan terjadi mulai pukul 11.30 WIB, setelah sebelumnya terjadi pelemparan air mineral ke arah petugas hingga benda-benda lainnya yang bisa membahayakan keselamatan. Petugas kemudian menembakkan gas air mata yang membuat para pengunjuk rasa bubar menyelamatkan diri.

Legenda Kabupaten Pati

Kabupaten Pati memiliki legenda asal mula terbentuknya kawasan tersebut di masa lalu.

Dilansir dari laman resmi Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, berawal dari kisah Kadipaten Paranggaruda yang memiliki hajat mengawinkan putera satu-satunya yang bernama R. Jaseri atau lebih terkenal dengan sebutan Menak Jasari dengan putri Adipati Carangsoko bernama Dewi Ruyung Wulan. Menak Jasari merupakan pemuda yang fisiknya cacat, dan berwajah jelek. Dan membuat Dewi Ruyung Wulan menolaknya.

Pesta perkawinan telah berlangsung, Dewi Ruyung Wulan meminta pestanya harus diadakan pagelaran wayang yang dimeriahkan wayang purwo (wayang kulit) dengan Dalang Ki Soponyono sebagai taktik untuk mengulur-ulur pernikahan. Dewi Ruyung Wulan meminta Ki Soponyono untuk mencari cerita pewayangan yang mirip dengan cerita kisah sedihnya. 

Ki Soponyono ditemani oleh dua orang adiknya, yaitu Ambarsari dan Ambarwati yang bertindak sebagai waranggano Swarawati

Di tengah-tengah pertunjukan, Dewi Ruyung Wulan lari dari pelaminan dan menjatuhkan diri di atas pangkauan Ki Soponyono karena terpesona kepadanya.

“Bawa aku lari, Kakang Soponyono, kalau tidak lebih baik aku mati saja!” kata Dewi Ruyung Wulan. Akhirnya, Dewi Ruyung Wulan dan Ki Soponyono melarikan diri.

Adipati Parang Garuda memerintahkan patihnya Singopadu mengejar Ki Soponyono dan Dewi Ruyung Wulan. Para prajurit Parang Garudo masuk ke rumah-rumah warga dengan semena-mena yang membuat Adipati Puspo Handung Joyo kurang senang, yang dicari burunan Ki Soponyono bukan rumah rakyat yang dirusak. Adipati Paranggarudo tidak mau peduli, yang penting adalah Soponyono harus tertangkap.

Ki Soponyono, Dewi Ruyung Wulan, dan adik-adiknya sampai di Dukuh Bantengan (Trangkil) wilayah Panewon Majasemi. Karena kehausan, mereka mencuri semangka atau mentimun yang ada di sawah, tetapi ditangkap Raden Kembangjoyo.  Mereka berempat menjadi tawanan R. Kembang Joyo dan dihadapkan kepada Penewu Sukmoyono. Setelah menceritakan seluruh kisah, maka Penewu Sukmayono bersedia menampung dan melindungi mereka.

“Tinggal disini semaumu. Masalah Parang Garudo, biar kami yang akan menghadapinya,” katanya. Maka, Sukmoyono mempersilahkan Ki Soponyono, dan ketiga putri untuk beristirahat dahulu.

Sementera itu, para prajurit Parang Garudo masih saja melakukan pengejaran dan penggeledahan di rumah-rumah penduduk hingga ke Majasemi. Terjadilah pertempuran yang sangat seru banyak korban yang berjatuhan, juga Ki Penewu Sukmoyono gugur dalam pertempuran itu. Mendengar Penewu Sukmayono gugur, maka Raden Kembang Joyo mengamuk dengan memegang keris Rambut Pinutung dengan kuluk Kanigoro menghancurkan pasukan Parang Garudo. Mereka dibantu oleh pasukan Carangsoko. Pertempuran di Majasemi berakhir dengan membawa banyak korban, salah satunya Patih Singopati.

Ki Soponyono mengantarkan Dewi Ruyung Wulan bersama-sama dengan Raden Kembangjoyo. Sebagai ucapan terima kasih, Dewi Ruyung Wulan diberikan kepada Raden Kembang Joyo untuk dijadikan istri. Adipati Parang Garudo kemudian menetap di Carangsoko menggantikan Puspo Handung Joyo sebagai pemimpin Kadipaten. Dirinya juga diangkat menjadi Adipati setelah menggabungkan tiga kadipaten, antara lain Paranggarudo, Carangsoko dan Majasemi menjadi satu Kadipaten Pati

Peleburan itu telah menciptakan kerukunan dari tiga kadipaten yang bertikai agar lebih memantapkan dalam memimpin kadipaten. Ki Soponyono diajak memperluas wilayah kekuasaannya dan mencari lokasi yang baik sebagai pusat pemerintahan. Raden Kembang Joyo dan Sopanyono menuju hutan Kemiri untuk dibabat menjadi kadipaten atau pusat pemerintahan.

Pada 28 September 1993, diadakan seminar di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se-Kabupaten Pati, konsultan, dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan yang kemudian menjadi Kabupaten Pati.

Pada 7 Agustus 1323 ini ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Pati dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor: 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala "Kridane Panembah Gebyaring Bumi" yang bermakna "Dengan bekerja keras dan penuh doa kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah".

Read Entire Article