Massa yang berasal dari asosiasi Free Palestine Network (FPN) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Mesir, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/8). Mereka mendesak dibukanya perbatasan Rafah.
Unjuk rasa dimulai pukul 14.13 WIB. Massa aksi longmarch dari Taman Suropati, Menteng, menuju Kedutaan Besar Mesir.
Pantauan kumparan, aksi demo ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sepasang adik-kakak, Kahfia (7) dan Hafidz (10), turut membacakan puisi berjudul Palestinaku.
Sejumlah peserta membawa poster bertuliskan “Stop Genocide, Lawan Imperialisme”, “Hentikan Genosida”, dan “Free Palestine”, serta menyerukan slogan “Egypt, Open The Rafah Gate Now!”.
Massa juga membawa panci, spatula, dan peralatan masak lainnya yang diketok-ketok sebagai simbol kelaparan yang dialami warga Gaza.
Sekretaris Jenderal FPN, Furqan AMC, menyebut aksi ini berlangsung serentak di 15 kota di Indonesia yang mewakili 67 kabupaten/kota dan beberapa negara lain.
“Ya, kami adalah kumpulan dari Free Palestine Network di mana anggotanya tersebar di seluruh Indonesia ada di lebih dari 67 kabupaten, kota dan beberapa luar negeri yang memang berhimpun untuk mengorganisir diri mendukung kemerdekaan Palestina,” ujar Furqan.
“Prinsip kami satu yaitu persatuan perjuangan. Kami berharap dengan prinsip persatuan perjuangan ini kami bisa memberikan sumbangsih kekuatan untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Dan untuk mendukung persatuan perjuangan tersebut taktik kami cuma satu yaitu terorganisir, terpimpin, dan berlipat ganda,” lanjutnya.
Ia menegaskan aksi di depan Kedutaan Mesir sengaja dilakukan untuk memberi tekanan politik agar perbatasan Rafah segera dibuka agar mempermudah bantuan kemanusiaan.
“Karena apa? Saudara yang baik adalah saudara yang peduli dengan tetangganya. Kita tahu Mesir adalah tetangga paling utama dari Palestina terutama khususnya Gaza," kata dia.
“Israel berusaha memblokade Gaza sekian lama kita ketahui masyarakat Gaza kelaparan tidak hanya mati ditembak, gugur ditembak tapi juga gugur kelaparan dan itu massal. Dan saya kira itu diamati oleh seluruh dunia. Tidak mungkin rasanya kalau orang mengaku saudara lalu diam saja,” pungkasnya.