Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menyambangi Kantor Gubernur DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada Kamis (4/9) siang.
Dalam lawatannya, Mahfud menekankan untuk menjaga situasi di Jogja agar tetap kondusif. Pasalnya, menurut dia Jogja adalah barometer Indonesia yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional.
“Jogja itu barometer. Kalau Jogja panas, biasanya seluruh Indonesia ikut panas. Kalau Jogja masih dingin, biasanya semuanya bisa berharap dingin,” ujar Mahfud kepada awak media di Kompleks Kepatihan DIY, Kamis (4/9).
“Oleh sebab itu mari kita jaga Jogja ini, jangan sampai muncul situasi yang chaos dari sini,” tambahnya.
Mahfud juga menyinggung maraknya aksi demonstrasi di berbagai daerah, termasuk di Jogja. Ia menilai gelombang aksi belakangan ini pada dasarnya lahir secara organik, yakni dari akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap kurang ditanggapi dengan serius. Namun, ia tidak menutup kemungkinan adanya pihak-pihak yang menunggangi situasi tersebut.
“Munculnya demo ini aslinya organik. Ada alasan-alasan yang memang muncul dari bawah. Cuma kemudian ada yang menunggangi. Menunggangi dengan mendalangi itu berbeda. Kalau mendalangi, dia yang merencanakan dan menggerakkan. Ini tidak, ini organik,” jelasnya.
Menanggapi isu adanya upaya makar di balik demonstrasi, Mahfud menegaskan bahwa hal itu harus ditangani sesuai hukum. “Kalau ada yang makar, ya ditangkap saja. Makar itu jelas ada dalam undang-undang pidana, menggulingkan pemerintah yang sah atau membuat presiden dan wakil presiden tidak bisa bekerja. Apakah ada ke arah itu, saya tidak tahu. Pemerintah yang lebih tahu,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Mahfud mengingatkan pentingnya negara belajar dari pengalaman agar lebih serius merespons aspirasi publik. Ia menggambarkan perbedaan mengelola negara dengan hal-hal sederhana sehari-hari.
“Mengurus negara ini tidak seperti mengurus warung kopi. Kalau di warung kopi orangnya sedikit, bisa tambah gula atau air. Tapi kalau negara, yang diurus jauh lebih banyak,” ujar Mahfud MD.