RATUSAN mahasiswa yang bergabung dalam komunitas Universitas Indonesia Students for Justice in Palestine (UISJP)akan mengadakan unjuk rasa pukul 14.30 WIB di Lapangan Rotunda Kampus UI, Depok, Senin, 25 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Koordinator aksi Razan Diandra mengatakan mahasiswa kecewa dengan pihak UI yang mengundang peneliti dari Hoover Institution Universitas Stanford Peter Berkowitz sebagai pemateri dalam kegiatan pengenalan sistem akademik universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025 di Kampus UI, Depok, Sabtu lalu. Bagi Razan, kehadiran peneliti asal Yahudi yang mendukung gerakan Zionisme di Palestina itu mencederai nilai keadilan dan kemanusiaan yang dipegang institusi pendidikan.
"Kehadiran Berkowitz tidak hanya melukai hati kami sebagai manusia yang mengecam adanya tindakan genosida, tetapi juga mencederai nilai keadilan dan kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi oleh institusi pendidikan," kata dia saat dihubungi, Senin, 25 Agustus 2025.
Rasan memperkirakan akan ada 200 lebih orang dari berbagai elemen kampus seperti mahasiswa dan tenaga pendidik yang ikut unjuk rasa. Kepada rektorat, massa akan menyampaikan bahwa mengundang Berkowitz bertentangan dengan nilai yang dianut Universitas Indonesia. "Kehadiran figur pro-Zionis ini bertentangan dengan semangat konstitusi dan sikap politik luar negeri Indonesia yang menolak segala bentuk penjajahan," kata dia.
Massa juga akan menuntut komitmen nyata Universitas Indonesia untuk selalu bersama Palestina. Razan meminta komitmen tersebut bukan hanya berupa pernyataan seremonial. Tapi langkah nyata seperti kerja sama akademik dengan lembaga pendidikan Palestina, program solidaritas kemanusiaan, serta kebijakan kampus yang menolak ruang bagi normalisasi Zionisme.
Berkowirz sempat memberikan materi dalam kegiatan PSAU Pascasarjana UI 2025 di Kampus UI, Depok, Sabtu lalu. Belakangan, UI meminta maaf kepada masyarakat karena memilih Peter Berkowitz sebagai pemberi orasi ilmiah.
Kepala Humas UI Arie Afriansyah mengakui UI kurang cermat saat memeriksa latar belakang Borkowitz. Berkowitz adalah akademisi pendukung gerakan zionisme di Palestina.
"UI meminta maaf karena kurang cermat saat melakukan pemeriksaan latar belakang terhadap Berkowitz," kata Arie dalam keterangan resmi, Ahad, 24 Agustus 2025.
Peter Berkowitz adalah Tad dan Dianne Taube Senior Fellow di Hoover Institution, Universitas Stanford. Pada 2019-2021, Berkowitz menjabat sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri. Dia adalah penerima Bradley Prize tahun 2017.
Berkowitz pernah diwawancarai oleh Michael Cromartie dalam sebuah wawancara untuk kepentingan Paw Research Center di 2006. Cromartie adalah Vice President, Ethics & Public Policy Center; Senior Advisor, Pew Forum on Religion & Public Life. Wawancara membahas Israel dan Masa Depan Zionisme.
Kala itu, Berkowitz menjelaskan sejarah singkat zionisme dan menegaskan pentingnya gerakan Zionis yang berkelanjutan. Berkowitz juga membahas tantangan internal dan eksternal yang dihadapi Israel. Lalu potensi kemampuan nuklir Iran, kebangkitan ideologi pasca-Zionis di Israel, kegagalan politik
Berkowitz juga beberapa kali menerbitkan buku yang mendukung Israel. Dia pernah menulis buku berjudul "Israel and the Struggle over the International Laws of War" pada 2012. Buku ini diterbitkan oleh Hoover Institution Press. Isinya, membela Israel terhadap berbagai kritik hukum internasional—seperti Goldstone Report dan insiden flotila Gaza. Berkowitz bilang kritik mereka mengabaikan hak liberal demokrasi Israel untuk membela diri melawan terorisme transnasional.
Berkowitz juga aktif menulis opini yang menunjukkan dukungan terhadap kebijakan dan posisi Israel, seperti “Explaining Israel’s Just War of SelfDefense to America” (5 Agustus 2024),“Reclaiming Israel’s Hybrid Character” (2 April 2024), dan“Reconciling Israeli and U.S. Plans for ‘The Day After’ in Gaza” (5 Maret 2024) .