
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 4,4 triliun pada semester I 2025 dan menghasilkan earnings per share Rp 137,43.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, mengatakan kinerja semester I 2025 mencerminkan implementasi strategi yang dijalankan secara konsisten. Perseroan mencatat pertumbuhan kredit yang terukur sesuai dengan profil risiko dan kondisi pasar.
“Ke depan, kami akan terus mengelola alokasi modal secara strategis untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan imbal hasil yang lebih optimal. Kami akan terus berfokus untuk menyediakan solusi perbankan yang Simpler, Better and Faster, agar nasabah dapat terus berkembang dan masyarakat dapat merasakan dampak positifnya secara inklusif,” jelas Lani dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/7).
Dari sisi capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR), CIMB Niaga berada di angka masing-masing sebesar 24,0 persen dan 87,3 persen. Sedangkan total aset konsolidasian sebesar Rp 357,9 triliun per 30 Juni 2025.

Jumlah kredit/pembiayaan naik 6,8 persen year on year (YoY) menjadi Rp 231,8 triliun, terutama dari pertumbuhan yang baik di berbagai segmen utama. Perbankan Korporasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,3 persen, sementara Usaha Kecil Menengah (UKM) naik 7,3 persen YoY.
Perbankan Konsumer tumbuh 4,7 persen YoY. Kenaikan tertinggi di kredit/pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 26,7 persen YoY.
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat jadi Rp 261,9 triliun atau tumbuh 4,8 persen, yang menunjukkan rasio current account and savings account (CASA) sebesar 69,0 persen.
Sementara itu, CASA meningkat sebesar 10,9 persen YoY yang dikontribusikan oleh upaya Bank untuk membina hubungan nasabah melalui layanan digital.
Di bidang syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga per 30 Juni 2025, total pembiayaan mencapai Rp 59,6 triliun, atau mencatat kenaikan sebesar Rp 1,5 triliun atau tumbuh 2,5 persen YoY, didorong dari pertumbuhan pada segmen Wholesale dan Commercial. Total DPK sebesar Rp 48,2 triliun.
Lani mengatakan CIMB Niaga Syariah bakal fokus mendorong pertumbuhan dana murah lewat kerja sama strategis berbasis syariah dan pendekatan yang lebih dekat dengan komunitas muslim.
“Sebagai bagian dari prioritas keberlanjutan, hampir 25 persen dari total pembiayaan bank (atau sekitar Rp 57,6 triliun) mendukung transisi yang adil, ekonomi rendah karbon, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dari PBB," katanya.