Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan buka suara terkait insiden terbaliknya Fast Boat Dolphin 2 di Pelabuhan Sanur, Benoa, Bali pada Selasa (5/8).
Insiden itu mengakibatkan 2 orang WNA China tewas, dan 1 orang ABK hilang. Saat terbalik, mereka tengah membawa 80 orang penumpang.
Atas insiden itu, Ditjen Hubla mengungkapkan rasa duka mereka.
"Kami turut prihatin dan berbela sungkawa atas musibah tenggelamnya kapal Fastboat Bali Dolphin Cruise 2 di alur masuk Pelabuhan Sanur, Bali," kata Direktur Jenderal Hubla Muhammad Masyhud, pada Selasa (6/8) lewat keterangannya.
Berikut adalah kronologi yang disusun oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Ditjen Hubla:
Kapal bertolak dari Pelabuhan Nusa Penida sekitar pukul 14.30 WITA menuju Pelabuhan Sanur. Berdasarkan laporan yang diterima, selama pelayaran gelombang laut aman dan angin bertiup tidak terlalu kencang.
Kapal memasuki area Pelabuhan Sanur. Mereka telah melewati pelampung suar merah dan hijau, Nakhoda lalu berolah gerak cikir kiri dan masuk ke dermaga. Tiba tiba ombak menghantam lambung kiri kapal. Kapal itu langsung terbalik.
Kapal Kandas dengan Posisi Terbalik
Selain terbalik, kapal juga langsung kandas di perairan itu.
"Pelabuhan Sanur ditutup sementara oleh Syahbandar setempat untuk mendukung proses evakuasi dan SAR," kata Heri.
Proses evakuasi segera dilakukan. Tim SAR gabungan mengerahkan KNP. 515 dan RIB SAR Denpasar, serta sejumlah kapal kecil yang ada di sekitar Sanur.
"Tindakan pertama dilakukan dengan membuka life raft kapal untuk membantu evakuasi penumpang ke darat," ucap Heri.
Berdasarkan data manifest, total penumpang berjumlah 75 orang dan ABK 5 orang. Penumpang yang meninggal dunia adalah WN China, bernama 2 Shio Guo Hong (20 tahun) dan Hanqing Yu (37 tahun).
Sementara seorang ABK, bernama Kadek Adi Jaya Dinata (23 tahun) yang sampai saat ini masih dilakukan proses pencarian oleh Tim SAR Gabungan.
"Sedangkan semua penumpang selamat telah berhasil dievakuasi ke RS Bali Mandara dan BMCC," ucap Heri.
ABK itu dicari oleh tim gabungan yang terdiri dari KSOP Benoa, UPP Nusa Penida, Basarnas Denpasar, TNI AL, Dit Polairud Polda Bali, dan BNPB Denpasar.
"Saat ini evakuasi masih dilakukan untuk membalikkan kapal, karena kapal masih ada di pinggir pantai dan terus dihan...