
KETUA Dewan Direktur Great Institute Syahganda Nainggolan mengapresiasi komitmen kuat Presiden Prabowo Subianto untuk merebut kembali aset-aset negara yang dikuasai mafia ilegal di sektor sawit, tambang, dan beras.Presiden Prabowo dalam pidatonya Jumat (15/8) di hadapan MPR/DPR RI menyinggung praktik ilegal dari sektor sawit, tambang dan beras.
Prabowo menyampaikan dari potensi 5 juta hektare lahan sawit ilegal, sudah dikuasai kembali 3,1 juta hektare. Dari 3,7 juta hektare yang sudah diverifikasi melanggar aturan, sebagian besar sudah kembali ke tangan negara.
Presiden Prabowo bahkan mengeluarkan ultimatum tegas sebagai bentuk niat kuatnya yang sudah lama untuk menghentikan praktik ilegal yang melibatkan aparat negara, sekaligus menegakkan amanat UUD 1945. Prabowo mengatakan tambang Ilegal ada 1.063 tambang ilegal yang merugikan negara minimal Rp 300 triliun.
Beri Ultimatum?
Prabowo memberi ultimatum tegas kepada para jenderal TNI dan Polri yang menjadi beking tambang ilegal bahwa negara akan bertindak keras. Menurut Syahganda, upaya pengambilalihan lahan sawit ilegal telah dimulai dan menunjukkan hasil positif. “Ini bukti keseriusan Presiden Prabowo dalam menindak mafia yang selama ini merugikan negara,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (17/8).
Optimisme ini semakin kuat setelah keberhasilan menindak mafia sawit, yang menurut Syahganda menjadi modal penting untuk menaklukkan mafia tambang dan beras. Ketegasan Prabowo juga, kata dia, berlaku pada sektor perberasan nasional dengan menyoroti penggilingan padi dan beras karena sangat penting bagi hajat hidup rakyat.
Usaha penggilingan skala besar harus mendapat izin khusus dari pemerintah agar kebutuhan dasar rakyat terlindungi. Pelaku usaha yang tidak mematuhi aturan diminta beralih sektor demi menjaga kualitas dan harga beras yang terjangkau. “Dengan bukti kerja nyata dari pemberantasan mafia sawit, saya yakin langkah serupa akan berhasil di sektor tambang dan beras,” tutup Syahganda. (Cah)