Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudin menilai keberadaan platform permainan daring, seperti Roblox dapat menjadi ruang rekreatif dan edukatif bagi anak-anak. Catatannya selama digunakan di bawah pengawasan orang tua.
Ia menekankan pentingnya peran keluarga dalam mengarahkan serta memantau aktivitas anak saat berselancar di dunia maya.
“Intinya sih Roblox itu sendiri kan hanya platform. Ada banyak pengguna yang bisa bermain game maupun bikin gamenya sendiri. Jika dilakukan di bawah pengawasan dan pengarahan orang tua bisa menjadi kegiatan rekreatif bersama dan mengasah kreativitas,” kata Hetifah saat dihubungi, Selasa (5/8).
Menurutnya, tanggung jawab terbesar dalam membatasi dan mengawasi penggunaan platform digital ada pada orang tua. Hetifah membandingkan Roblox dengan platform daring lainnya seperti YouTube, di mana kontrol penggunaan tetap berada di tangan keluarga.
“Sebagaimana game atau platform online lainnya seperti YouTube, tentunya peran orang tua di sini penting. Orang tua harus memutuskan batasan sampai mana anak mengakses platform dan seberapa sering, selalu tahu apa yang dibuka anaknya saat berseluncur internet, dan mengajarkan anak untuk memilah konten positif dan negatif,” tuturnya.
Terkait keamanan konten dalam platform, Hetifah menyebut Roblox telah menyediakan filter otomatis untuk menyaring konten yang tidak sesuai usia anak. Ia mendorong masyarakat untuk turut aktif melaporkan apabila menemukan konten yang melanggar.
“Dalam Roblox juga ada filter untuk konten yang tidak sesuai untuk anak. Kalau ada konten yang tidak sesuai yang lolos terus dilaporin juga bakal ditindak,” katanya.
Hetifah bahkan mengungkap cucunya yang berusia enam tahun juga memainkan Roblox. Ia menyebut platform tersebut relatif aman, dan bisa dimanfaatkan sebagai media kebersamaan.
“Cucu saya yang 6 tahun juga suka game ini.. Sejauh yang saya ikuti masih aman dan bahkan bisa jadi media bergiat bersama,” ucapnya.
Meski demikian, ia menyoroti pentingnya kehadiran ruang publik yang aman dan layak sebagai alternatif aktivitas anak di luar ruang digital. Ia menilai minimnya fasilitas bermain yang terjaga turut mendorong anak lebih memilih aktivitas daring.
“Nah kalau soal mager, di tapi di sini kan peran pemerintah dong untuk memberikan ruang terbuka yang aman dan nyaman. Masalahnya kayak Tebet Eco Park yang dulu bagus saja sekarang banyak equipment yang rusak, main di jalanan sekarang juga enggak aman,” ujarnya.
Sebelumnya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyebut, permainan Roblox mengandung unsur kekerasan yang berpotensi ditiru anak-anak di dunia nyata.
Mu'ti mengatakan, banyak anak belum mampu membedakan mana yang nyata dan mana yang merupakan rekayasa.
“Itu kan banyak kekerasan ya di game itu. Kadang-kadang anak-anak ini kan tidak memahami bahwa yang mereka lihat itu kan sebenarnya sesuatu yang tidak nyata,” kata Mu’ti usai meninjau program Cek Kesehatan Gratis di SD Cideng 02 Pagi, Jakarta Pusat, Senin (4/8).
“Karena mereka ini tingkat intelektualitasnya belum mampu membedakan mana yang nyata dengan mana yang dia sebenarnya adalah rekayasa itu. Maka kadang-kadang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka yang masih belum cukup itu, kadang-kadang mereka meniru apa yang mereka lihat,” ujarnya.