REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ribuan pengemudi ojek online (Ojol) memadati TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025), untuk mengantarkan Affan Kurniawan ke peristirahatan terakhirnya. Affan meninggal setelah ditabrak kendaraan taktis (rantis) Brimob di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Kamis (28/8/2025) malam.
Pantauan Republika, sejak pukul 09.39 WIB, area pemakaman sudah dipenuhi pelayat. Pihak kepolisian tiba di pemakaman sekitar pukul 09.40 WIB, dan disusul Anies Baswedan pada pukul 10.10 WIB.
Jenazah Affan Kurniawan tiba di pemakaman pada pukul 10.11 WIB, diantar dan dikelilingi oleh rekan seperjuangannya. Tangis keluarga pecah saat jenazah diturunkan ke liang lahat. Ibunda Affan bahkan sempat pingsan dan tak sadarkan diri karena tak kuasa menahan duka.
Affan diketahui bukan peserta aksi demonstrasi. Dia sedang bekerja mengantar paket saat kerusuhan di daerah Pejompongan. Di situasi yang panik akibat gas air mata, Affan terjebak dan rantis Barracuda milik Brimob. Affan sempat dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), namun nyawanya tidak tertolong.
“Cita-citanya sederhana, pengen bahagiain orang tua. Dia enggak ikut demo, memang lagi antar paket,” kata Fachrudin, salah satu keluarga Affan.
Affan lahir di Lampung pada 2004. Dia hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 1 SMK karena terkendala biaya. Sejak itu, Affan bekerja sebagai driver ojol dan menjadi tulang punggung keluarga.
Ketua Umum Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia Rieke Diah Pitaloka, turut datang ke pemakaman Affan. Dia menyebut Affan sebagai simbol perjuangan ojol. Dia meminta rekan-rekan ojol tetap melanjutkan perjuangan dan keadilan.
“Afan adalah anak yang berjuang untuk keluarganya sekaligus memperjuangkan nasib sahabat-sahabat ojol di seluruh Tanah Air. Kita jangan biarkan perjuangan ini berhenti. Jangan ada lagi Affan-Affan berikutnya,” kata Rieke setelah jenazah Affan disemayamkan.
Rieke juga mengingatkan agar teman-teman seperjuangan tidak terpancing emosi dan tetap menyalurkan aspirasi. “Kita sedang berjejaring di seluruh Indonesia untuk memperjuangkan aturan yang lebih adil. Keluarga Affan tidak ingin ada korban lain. Perjuangan kita harus terus konsisten,” ujarnya.
Konten kreator Andovi da Lopez yang turut melayat menilai tragedi ini mencerminkan lemahnya empati negara terhadap rakyat. Dia menilai permintaan maaf polisi belum cukup tanpa kejelasan proses hukum.
“Mirisnya, harus ada korban dulu baru ada perhatian. Maaf itu tidak cukup. Saya ingin ada kejelasan dan keadilan,” kata Andovi kepada wartawan.
Andovi juga menyerukan para publik figur untuk menggunakan platform mereka agar tragedi serupa tidak terulang. “Jangan diam saja. Gunakan platform kalian untuk perubahan. Tidak semua orang bisa turun ke jalan, tapi semua bisa bersuara,” ujarnya.