Polisi meningkatkan status kasus tenggelamnya dua siswi kelas satu SDIT Ibnul Jazari di Babelan, Kabupaten Bekasi, dari penyelidikan ke penyidikan. Langkah ini diambil usai gelar perkara di Polres dan Polsek.
Kapolsek Babelan Kompol Wito mengatakan, peningkatan status perkara ini dilakukan karena ditemukan adanya unsur pidana.
“Jadi, berasal hasil penyelidikan. Kemudian, dilakukan gelar perkara di Polres. Kemudian, cocok nih sama penyelidikan di polsek. Kemudian, ditingkatkan jadi penyidikan dari penyelidikan,” kata Wito saat ditemui di Mapolsek Babelan, Jumat (15/8).
Menurutnya, hasil gelar perkara menunjukkan adanya dugaan tindak pidana kelalaian. Namun, polisi belum mau mengungkapkan apakah sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Jadi gini, ini kan dari status penyelidikan ke penyidikan berarti ada suatu peristiwa, ada peristiwa pidana. Kita kan mengarah ke tersangka tapi kan masih perlu pembuktian ahli-ahli juga,” ujar Wito.
Wito menambahkan, pasal yang disangkakan adalah Pasal 359 KUHP tentang kelalaian.
Barang bukti yang sudah dikumpulkan meliputi rekaman CCTV, pakaian korban, uang pembayaran ekstrakurikuler, serta hasil pemeriksaan rumah sakit yang saat ini masih dimintakan.
Dua siswi SDIT Ibnul Jazaria tewas tenggelam saat sedang mengikuti ekskul renang pada, Senin (11/8). Informasi ini diberikan oleh Polda Metro Jaya, pada Selasa (12/8).
“Pada hari Senin, tanggal 11 Agustus 2025 pukul 14.30 WIB, telah terjadi 2 orang meninggal dunia diduga tenggelam,” kata Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak dalam keterangannya, Selasa (12/8).
Identitas siswa itu adalah KBW (7) dan FAP (6). Mereka tenggelam sekitar pukul 14.30 WIB.
Kepala Sekolah SDIT Ibnul Jazari, Babelan, Kabupaten Bekasi, Unaiz, menyebut ada 25 siswa yang tengah mengikuti ekstrakurikuler renang saat 2 siswa kelas 1 tewas diduga tenggelam pada Senin (11/8) lalu.
Para siswa berenang di kolam renang milik Yayasan SDIT Ibnul Jazari.
“Ada 25 pada saat itu,” ucap dia saat ditemui di kolam renang milik sekolahnya, Senin (13/8).
Unaiz menjelaskan lebih lanjut, dua orang pengawas itu tengah mengurus siswa yang lain saat peristiwa terjadi.
“Intinya itu gurunya, pelatihnya itu mendapati anak muridnya tenggelam dari anak lain gitu. ‘Bu ada yang tenggelam’ gitu. Kemudian gurunya langsung melihat, langsung diangkat gitu,” jelas Unaiz di kolam renang milik Yayasan Ibnul Jazari, Babelan, Kabupaten Bekasi pada Rabu (13/8).