Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) untuk pertama kalinya dalam sejarah mengoperasikan co-firing Bio Compressed Natural Gas (BioCNG) berbahan baku limbah kelapa sawit pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan, Sumatra Utara. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengapresiasi langkah PLN menghadirkan inovasi energi bersih ini.
“Saya sangat mengapresiasi co-firing BioCNG pertama di Indonesia ini. Inovasi ini akan menambah bauran energi baru terbarukan, khususnya di Sumatra Utara,” kata Eniya dalam keterangannya, Ahad (17/8/2025).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan, penggunaan BioCNG menandai tonggak penting transisi energi nasional. “Kami tidak hanya menghadirkan listrik ramah lingkungan, tetapi juga memperkuat kedaulatan energi, membuka lapangan kerja baru, dan membantu pengentasan kemiskinan,” ujar Darmawan.
BioCNG yang digunakan di PLTGU Belawan berasal dari pengolahan limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME). Sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia, Indonesia memiliki potensi besar mengubah limbah tersebut menjadi sumber energi terbarukan yang berkelanjutan.
Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan PLN Evy Haryadi menyebut, pemanfaatan BioCNG di Sumatra Utara berpotensi menghasilkan listrik bersih hingga 478 GWh per tahun, penghematan biaya bahan bakar Rp48 miliar, serta pengurangan emisi CO₂ sebanyak 80 ribu ton per tahun.
PLTGU Belawan sendiri memiliki kapasitas terpasang 1.184 MW, menyumbang 10,96 persen pasokan listrik di Sumatra dan 30,75 persen di Sumatra Bagian Utara.
Darmawan menambahkan, inisiatif ini menjadi kado HUT ke-80 RI sekaligus bukti kesiapan PLN mempercepat transisi energi bersih menuju target Net Zero Emissions (NZE) 2060 atau lebih cepat.
sumber : Antara