KORBAN keracunan diduga akibat makanan makan bergizi gratis di wilayah Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terus bertambah. Pada Selasa, 12 Agustus 2025 hingga pukul 17.30 WIB tercatat ada sekitar 251 orang yang merasakan sakit perut, mual, pusing, hingga diare.
Salah seorang siswa kelas 9 SMP Negeri (SMPN) 1 Gemolong, Faqih Mabruri mengakui ikut menyantap makan bergizi gratis di sekolahnya pada Senin, 11 Agustus 2025. Dia menyebutkan menu yang didapatkan kemarin di antaranya nasi kuning, dengan lauk telur, orek tempe, dan timun, serta susu kotak. Dia menyantap menu tersebut kecuali telur. Adapun gejala sakit perut mulai dirasakannya pada Senin malam selepas Isya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau pagi yang itu nggak apa-apa tapi habis Isya tiba-tiba kok merasa ingin ke kamar mandi. Habis itu jam 21.00 WIB baru pusing. Sampai saya nggak masuk sekolah hari ini itu ya gara-gara malamnya kan nggak bisa tidur, bangunnya kesiangan. Pagi-pagi itu juga langsung mules lagi. Ini tadi absen," kata Faqih kepada wartawan di SMPN 1 Gemolong.
Seusai diperiksa dan mendapatkan obat. Faqih mengatakan kondisinya sudah membaik meskipun masih merasa agak pusing. "Sekarang sudah lumayan tapi ya masih agak pusing. Kalau diarenya sudah nggak. Tadi diperiksa di bidan dan minta obat," kata dia.
Siswa lainnya, Labibah Fatin juga mengaku merasakan agak sakit perut setelah menyantap menu makan bergizi gratis. Ia mengatakan, hal itu ternyata juga dialami beberapa siswa lain di sekolahnya. "Ya Senin makan MBG itu. Besoknya banyak yang izin katanya banyak yang muntah-muntah dan sakit perut. Kalau saya agak sakit perut sedikit pas latihan. Kalau yang lain ada sekitar 4-5 orang katanya pusing-pusing," kata Labibah.
Dia menyebutkan menu makan bergizi pada Senin kemarin berupa nasi kuning dan beberapa lauk. Dia mengaku tidak terlalu memperhatikan kondisi makanannya. Tapi menurutnya rasa nasinya terlalu asin.
Kepala Puskesmas Gemolong, Agus Pranoto Budi Susilo mengemukakan data korban yang mengalami gejala keracunan di antaranya berupa mual-mual, pusing, muntah, dan diare per Senin pukul 16.50 WIB sebanyak 251 orang. Jumlah itu berasal dari sejumlah sekolah, SD dan SMP di wilayah Gemolong, di antaranya berasal dari SMPN 1 Gemolong, SMPN 2 Gemolong. SMPN 3 Gemolong atau SBI, SDN 4 Gemolong, dan SDN 3 Gemolong.
"Saat ini belum ada laporan yang rawat inap, jadi rawat jalan semua. Dan dari pantauan kami untuk saat ini kondisinya rata-rata membaik," kata Agus.
Kepada para korban, Agus mengatakan juga sudah diberi obat. Dia memastikan posko masih dibuka 2x24 jam jika ada siswa atau lainnya yang mengalami gejala keracunan tersebut. "Kalau memang ada gejala yang lebih kami siap buka posko 2x24 jam," katanya.
Untuk kepastian penyebab keracunan, Agus mengatakan masih menunggu hasil tes laboratorium atas sampel makanan yang telah diambil oleh tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen dan Puskesmas Gemolong. "Belum jelas dari mananya (penyebab keracunan). Tapi sudah diambil sampel makanan yang kemudian dikirim ke Labkesda Sragen terus dikirim ke Semarang. Ada beberapa yang diambil dari menu MBG kemarin, ada nasi kuning, telur iris, apel, hingga susu," kata dia.