
Militer Iran diduga memasang ranjau laut ke kapal-kapal di Teluk Persia bulan lalu. Menurut laporan AS langkah itu merupakan persiapan Iran untuk menutup Selat Hormuz pascaserangan awal Israel.
Dikutip dari Reuters, Rabu (2/7), pemasangan ranjau laut yang dideteksi intelijen AS itu dilakukan beberapa waktu setelah Israel meluncurkan rudal untuk menyerang Iran pada 13 Juni lalu.
Berbagai pihak menyebut dugaan pemasangan ranjau laut menunjukkan bahwa Iran kemungkinan serius untuk menutup Selat Hormuz. Jika Selat Hormuz ditutup maka eskalasi konflik semakin menjadi dan akan sangat menghambat perdagangan global.
Pada 22 Juni, tidak lama setelah AS menyerang 3 fasilitas nuklir penting, parlemen Iran dilaporkan mendukung langkah untuk menutup Selat Hormuz. Meski demikian, keputusan parlemen itu tidak mengikat dan diserahkan kepada Dewan Keamanan Nasional Tertinggi untuk membuat keputusan akhir terkait penutupan Selat Hormuz.
Iran selama bertahun-tahun sering mengancam menutup Selat Hormuz, namun tidak pernah menindaklanjuti ancaman itu.
Masih belum dipastikan kapan pastinya Iran memasang ranjau laut selama serangan udara Israel-Iran. Pemasangan ranjau laut -- jika benar dilakukan -- akan secara efektif menghentikan kapal-kapal yang bergerak melalui jalur penting itu. Masih belum jelas juga apakah ranjau laut itu sudah dilepas atau tidak.
Sumber itu tidak mengungkap bagaimana AS bisa memastikan ranjau laut itu sudah dipasang di kapal-kapal Iran. Namun, informasi intelijen biasanya dikumpulkan lewat gambar satelit, sumber-sumber rahasia manusia, atau kombinasi kedua metode.
Meski demikian, sumber itu juga tidak mengesampingkan kemungkinan pemasangan ranjau laut sebagai jebakan. Iran dinilai bisa saja menyiapkan ranjau laut untuk meyakinkan AS bahwa Teheran benar-benar serius ingin menutup Selat Hormuz, meski sebetulnya tidak ada niat untuk menutup jalur itu.
Gedung Putih pun telah berkomentar terkait pemasangan ranjau laut sebagai persiapan penutupan Selat Hormuz.
"Berkat pelaksanaan Operasi Midnight Hammer presiden yang brilian, kampanye yang berhasil melawan Houthi dan kampanye tekanan maksimum, Selat Hormuz tetap dibuka, kebebasan navigasi dipulihkan, dan Iran telah dilemahkan secara signifikan," kata Gedung Putih.

Pentagon masih belum mengomentari hal ini. Misi Iran di PBB juga tidak menanggapi permintaan komentar.
Selat Hormuz terletak di antara Oman dan Iran, dan menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman di selatan dan Laut Arab di seberangnya.
Selat Hormuz selebar 34 kilometer di titik tersempitnya, dengan jalur pelayaran hanya selebar 2 mil di kedua arah.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Irak yang merupakan anggota OPEC mengekspor sebagian besar minyak mentah lewat Selat Hormuz, terutama ke Asia. Qatar yang merupakan salah satu eksportir gas alam cair terbesar di dunia juga mengirim hampir semua gasnya lewat Selat Hormuz.
Iran juga mengekspor sebagian besar minyak mentahnya lewat jalur tersebut, yang secara teori membatasi keinginan Teheran untuk menutup Selat Hormuz. Meski demikian, Iran tetap mendedikasikan sumber daya yang signifikan untuk memastikan dapat melakukannya jika dianggap perlu.