
Pemerintah Iran mengecam pernyataan para pemimpin negara G7 yang dinilai mengabaikan serangan brutal Israel terhadap Iran.
Kritik itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menanggapi hasil pertemuan tingkat tinggi G7 yang digelar di Kananaskis, Kanada, Senin (17/6).
“Negara-negara anggota G7, terutama tiga anggota tetap Dewan Keamanan PBB, harus memikul tanggung jawab hukum dan moral mereka atas tindakan agresi terang-terangan terhadap negara anggota PBB,” tulis Baghaei melalui media sosial resmi kementerian, lapor Al Jazeera.
Ia menyebut ratusan warga sipil menjadi korban, fasilitas umum dan rumah warga dihancurkan, serta rumah sakit ikut jadi sasaran.
“Iran membela diri terhadap agresi kejam ini. Apakah kami punya pilihan lain?” katanya.
Baghaei menekankan stabilitas di kawasan hanya dapat dicapai bila agresi Israel segera dihentikan.
Respons G7: Dukung Israel dan Tekan Iran

Dalam pernyataan bersama yang dirilis setelah KTT, para pemimpin G7 menyatakan Israel berhak membela diri dan menegaskan komitmen terhadap keamanan negara tersebut.
“Kami, pemimpin G7, menegaskan kembali komitmen kami terhadap perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Dalam konteks ini, kami menegaskan bahwa Israel berhak membela diri,” demikian bunyi pernyataan yang dikutip dari Reuters.
G7 juga menyampaikan kekhawatiran akan potensi kepemilikan senjata nuklir oleh Iran.
“Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror regional. Kami secara konsisten menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir.”
Selain itu, G7 menyerukan agar ketegangan antara Iran dan Israel diselesaikan melalui langkah deeskalasi, serta menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Kelompok G7 beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Uni Eropa.